Teheran Baku

Teheran Baku-Istimewa-
BACA JUGA:Inul Daratista Ungkap Suami Harus Operasi Usai Alami Pendarahan Hebat
BACA JUGA:Denada Lakukan Operasi Plastik di Usia 47 Tahun, Ini Alasannya
Di Baku mereka tinggal di hotel untuk mendapat giliran diterbangkan pulang ke tanah air.
Suasana di perbatasan tidak menggambarkan kepanikan warga Iran. Yang antre meninggalkan Iran itu hampir semuanya orang asing: Indonesia, Tiongkok, Afrika. Orang Irannya hanya beberapa. Itu pun mungkin penyeberang rutin setiap harinya seperti itu.
Suasana Teheran sendiri sebenarnya tidak terlalu panik. Tingkat kepanikannya sekitar level tujuh. Tidak sampai delapan atau sembilan. Di kota Qom lebih aman. Lebih tenang. Tingkat kepanikannya hanya sekitar lima.
Padahal serangan Israel terus terjadi. Setiap hari. Biasanya setelah pukul 10 malam sampai Subuh. Hampir setiap distrik kini sudah menerima serangan Israel. Yang meninggal ratusan orang tapi angka resminya belum keluar
BACA JUGA:7 Peluang Usaha di Masa Pensiun yang Menguntungkan dan Mudah Dijalankan
BACA JUGA:Sering Bawa HP ke Toilet? Waspadai 4 Dampak Buruk Ini
Sebaliknya Iran juga terus meluncurkan serangan ke Israel. Saling balas. Senjata yang dipakai Iran menyerang Israel berkecepatan lima kali kecepatan suara. Meski jarak dua negara itu sekitar 1.500 km, senjata tersebut bisa mencapai sasaran dalam 12 sampai 15 menit. Begitu pun sebaliknya.
"Apakah rakyat Teheran tahu bahwa Presiden Donald Trump menyerukan agar mereka mengungsi?"
"Tahu", jawab Purkon. "Tapi rakyat Teheran sekarang justru marah kepada Trump. Mereka menganggap Trump pengkhianat perjanjian dengan Iran," tambahnya.
Serangan Israel belakangan ini, kata Purkon, justru membuat nasionalisme orang Iran bangkit. Mereka sekarang lebih bersatu. Yang dulunya oposisi sekarang justru mendukung pemerintah.
BACA JUGA:Edit Foto 4K hingga Berbagi File ke iPhone Ini Deretan Fitur AI Keren OPPO
BACA JUGA:OPPO Find X8 Pro, Ponsel Premium dengan AI Canggih dan Kamera Hasselblad
Purkon menamatkan SMA-nya di Banten. Anak satu-satunya melanjutkan SMA di Teheran. Baru saja lulus. Tinggal menunggu ijazahnya keluar. Anak itu keburu harus ikut meninggalkan Iran menuju Azerbaijan.