Meski Tak Drastis, Penurunan Harga Karet dan Cuaca Buruk Jadi Kendala Serius

Petani karet di OKU was-was lantaran selain harga turun kondisi cuaca juga menjadi kendala. -Foto: Eris/OKES-Eris

SOSOH BUAY RAYAP – Harapan para petani karet di Kecamatan Sosoh Buay Rayap untuk kembali menikmati hasil panen yang menjanjikan harus kembali ditahan. 

Setelah sempat naik hingga menyentuh menjadi Rp 13.200 dari Rp 14.200, sedangkan untuk harga mingguan juga mengalami penurunan diangka Rp 11.000/Kg dan untuk bulanan juga dikisaran diangka Rp 15.000/Kg.

Meski penurunan ini tergolong ringan, namun tetap menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani. 

Salah satu petani karet setempat, Pur, mengatakan bahwa kondisi ini cukup memukul semangat para penyadap, meski sebagian besar masih berusaha bersyukur.

BACA JUGA:4.307 Titik PJU di OKU Butuh Pemeliharaan

BACA JUGA:Beijing Amerika

“Memang turun, tapi tidak terlalu drastis. Masih bisa dimaklumi, walaupun kami tetap berharap harga bisa naik lagi,” ujar Pur, Minggu, 1 Juni 2025.

Pur mengungkapkan, saat harga karet tinggi, para petani dapat menyisihkan sebagian pendapatan untuk kebutuhan masa depan, termasuk biaya sekolah anak-anak.

Namun bukan hanya harga yang menjadi hambatan, kondisi cuaca juga menambah beban para petani. Hujan yang terus mengguyur dalam beberapa pekan terakhir membuat proses penyadapan karet terhambat.

“Kalau hujan, kita tidak bisa menyadap. Jadi hasil panen pun ikut menurun,” keluhnya.

BACA JUGA:Simone Inzaghi Isyaratkan Tinggalkan Inter Milan Usai Gagal di Final Liga Champions

BACA JUGA:PSG Cetak Sejarah Usai Juara Liga Champions

Meski demikian, para petani di Sosoh Buay Rayap mengaku tetap bersyukur. Pasalnya, kondisi saat ini jauh lebih baik dibandingkan dua tahun lalu, saat serangan virus menyerang pohon karet dan membuat produksi getah merosot tajam.

“Dulu lebih parah, getah berkurang hampir setengah. Sekarang meski harga turun, tapi hasil panen masih lebih baik,” kenangnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan