Beijing Amerika

Penerbangan-Photo: istimewa-Gus munir

Waktu ke New York pun kian mepet. Apa boleh buat. Lewat arah timur saja. Juga lebih murah.

Lebih murah'' itu sebenarnya masih mahal juga untuk ukuran dibandingkan dengan dulu. Saya pun mengeluh. Kok sekarang pergi-pergi lebih mahal.

Terpaksa saya banding-bandingkan: penerbangan apa yang paling murah. Lalu rute mana yang paling miring.

BACA JUGA:Imbau Warga Waspada DBD Menyerang

BACA JUGA:Komitmen Perangi Stunting

Pilihannya: Cathay Pacific (lewat Beijing-Hong Kong-New York), All Nippon Airways (Beijing-Tokyo-New York), Japan Airlines (Beijing-Tokyo-New York), atau Korean Air (Beijing-Seoul-New York).

Saya lirik juga harga tiket kalau lewatnya ke arah barat. Ada Emirate (Beijing-Dubai-New York). Atau Qatar Airways (Beijing-Doha-New York). Harganya dua kali lipat.

Akhirnya pilihan jatuh ke Cathay –yang lewat Hong Kong. Hampir Rp 10 juta lebih murah. Cepat-cepat saya putuskan. Kalau cari-cari terus keburu harganya naik lagi.

Setelah keputusan dibuat rasanya lega. Rasanya seperti baru saja berhasil membuat langkah penghematan yang besar.

BACA JUGA:JUMBO Pecahkan Rekor Jadi Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa

BACA JUGA:Jaja Miharja Dirawat di Rumah Sakit, Ruben Onsu Tunjukkan Kepedulian

Padahal selisih Rp 10 juta itu belum tentu riil. Pesawat dari Beijing terbangnya sore. Tiba di Hong Kong sudah pukul 20.00. Sedang pesawat Hong Kong ke New York masih besoknya, tengah hari.

Tidak masalah. Saya bisa tiduran di business lounge Cathay. Toh enak sekali. Luas. Makanan apa saja ada. Mulai mie wonton sampai nasi goreng.

Apalagi jenis minumannya. Banyak banget –meski akhirnya hanya minum air putih hangat.

Ada Wi-Fi. Banyak sofa, kursi untuk tiduran, kursi bar. Bisa mandi. Kamar mandinya banyak. Lengkap dengan peralatan mandi sampai handuknya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan