10 Penyebab Perut Buncit yang Sering Diabaikan, Nomor 4 Mengejutkan!

Reporter: Dedi Okes |

Editor: Eris Munandar |

Minggu , 25 May 2025 - 18:50

Ilustrasi perut buncit yang disebabkan beberapa faktor. -Foto: klikdokter.com-Dedi

10 penyebab perut buncit yang sering diabaikan, nomor 4 mengejutkan!                            oku ekspres - perut buncit sering kali dianggap sepele, padahal lemak di area ini—terutama lemak visceral—berkaitan erat dengan peningkatan risiko kematian dini.
selain itu juga berkaitan dengan penyakit jantung, diabetes tipe 2, hingga gangguan kognitif seperti demensia. 
penting untuk mengenali berbagai faktor penyebab agar dapat mencegah dampaknya sejak dini. berikut adalah beberapa faktor umum yang dapat memicu penumpukan lemak di perut:
asupan kalori berlebih
mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak jenuh dalam jumlah besar dapat menyebabkan penimbunan energi berlebih dalam bentuk lemak, termasuk di sekitar perut. 
baca juga:8 jenis jalan kaki yang ampuh turunkan berat badan
baca juga:prabowo dan pm li qiang saksikan penandatanganan 4 kerja sama ekonomi
studi menunjukkan bahwa mengurangi sekitar 500 kalori per hari secara konsisten dapat membantu penurunan berat badan yang sehat.
minim aktivitas fisik
kurangnya gerakan tubuh menyebabkan metabolisme melambat, sehingga lemak lebih mudah tertimbun. 
menurut webmd, disarankan untuk berolahraga sedang hingga intens selama setidaknya 150 menit setiap minggu untuk menjaga metabolisme tetap aktif.
kurang tidur
tidur yang kurang dari 6–7 jam per malam dapat mengganggu keseimbangan hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, yang kemudian mendorong keinginan makan berlebihan—terutama makanan yang tidak sehat.
baca juga:49 pati polri naik pangkat, dua jenderal sandang bintang tiga
baca juga:pln gandeng 6 mitra strategis percepat ekosistem kendaraan listrik 
kekurangan tidur juga dikaitkan dengan penumpukan lemak di area perut.
stres yang berlarut-larut
stres kronis meningkatkan produksi hormon kortisol, yang dikenal mampu merangsang nafsu makan serta memicu penyimpanan lemak di bagian tengah tubuh. 
fenomena ini sering disebut sebagai “stress belly”.
penuaan
seiring bertambahnya usia, metabolisme cenderung menurun dan massa otot berkurang, membuat tubuh lebih mudah menyimpan lemak di perut, meskipun pola makan tidak mengalami perubahan besar.
perubahan hormon pada wanita
menjelang dan setelah menopause, kadar estrogen menurun, menyebabkan distribusi lemak tubuh berubah, terutama menuju area perut. 
baca juga:2500 peserta pln mobile color run berhasil ramaikan benteng kuto besak
baca juga:2 warga diserang gajah liar
inilah sebabnya wanita berusia 40 tahun ke atas lebih rentan mengalami obesitas sentral yang berkaitan erat dengan risiko penyakit jantung.
faktor genetik
riwayat keluarga dengan perut buncit dapat meningkatkan kecenderungan anda mengalami hal serupa. 
gen berperan dalam cara tubuh menyimpan lemak dan mengatur metabolisme. meski begitu, pola hidup sehat tetap dapat meminimalkan risikonya.
kebiasaan merokok
walaupun sebagian perokok tampak lebih kurus, mereka justru cenderung memiliki lebih banyak lemak visceral. 
merokok juga berdampak negatif pada metabolisme lemak serta meningkatkan risiko berbagai penyakit serius seperti stroke, penyakit jantung, dan diabetes.
baca juga:ditresnarkoba polda sumsel musnahkan bb narkoba
baca juga:manfaat dahsyat buah kedondong yang jarang diketahui
konsumsi lemak trans
lemak trans yang biasa terdapat dalam makanan olahan dan cepat saji berperan dalam proses peradangan dan penimbunan lemak di perut. 
walau kini penggunaannya sudah banyak dibatasi, beberapa produk lama yang mengandung minyak terhidrogenasi sebagian masih bisa ditemukan.
ketidakseimbangan mikrobioma usus
keseimbangan bakteri baik dalam saluran pencernaan memengaruhi penyerapan nutrisi dan proses penyimpanan energi. 
ketidakseimbangan mikrobioma dapat membuat tubuh menyimpan lemak lebih efisien, terutama di bagian tengah. 
baca juga:rahasia seduhan kopi nikmat, 7 tips bikin kopi enak di rumah
baca juga:gurihnya sayur goreng memang menggoda, tapi sehatkah? ini faktanya!
mengonsumsi makanan fermentasi seperti yogurt, kimchi, dan suplemen probiotik dapat membantu memperbaiki kondisi ini.
mengedukasi masyarakat dengan informasi yang berbasis sains sangat penting dalam menangani masalah obesitas sentral. 
perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat adalah langkah nyata dalam mencegah akumulasi lemak perut dan berbagai penyakit yang bisa menyertainya. (*)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi OKU EKSPRES 26 MEI 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan