Pengungsi di Jalur Gaza Konsumsi Air Minum Bekas Cucia
Kebutuhan air bersih di Jalur Gaza, Palestina semakin memprihatinkan. Para pengungsi Palestina kini terbagi di wilayah utara dan selatan Gaza.-Photo ist-Eris
Memprihatinkan, Kebutuhan air bersih di Jalur Gaza, Palestina semakin memprihatinkan. Para pengungsi Palestina kini terbagi di wilayah utara dan selatan Gaza.
Jumlah pengungsi semakin meningkat seiring perang Israel-Hamas kian memanas.
Terutama kondisi di pengungsian Jabaliya di utara Gaza, ribuan pengungsi tak bisa menikmati air bersih.
Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia Christian Lindmeier mengatakan warga sipil rentan terhadap kematian.
Pasalnya pasokan makanan dan air bersih sangat terbatas di Gaza.
Belum lagi ancaman rudal dan peluru militer Israel, setiap menitnya mengancam mereka.
"Orang-orang di Gaza bertahan hidup dengan bencana kemanusiaan.
BACA JUGA:Lakukan Penyuluhan Cegah Dampak Negatif Penggunaan Gadget dan Game Online
BACA JUGA:Seberangi Sungai, Tinjau Dua TPS Desa Karang Negara
"Mereka rentan terhadap kematian karena kelaparan, kehausan, kurang gizi, atau terkena peluru, cedera, bangunan runtuh di atas kepala mereka," terangnya.
Bagaimana tidak, warga sipil Palestina terpaksa harus mengonsumsi air seadanya. Setidaknya warga Palestina memerlukan pasokan air sebanyak 15 liter per hari.
Air tersebut dipergunakan untuk kebutuhan minum, mandi dan bersih-bersih.Mirisnya ketika stok air menipis, tak sedikit warga Palestina terpaksa minum air bekas cuci piring.
Itulah yang dilakukan oleh Karam Abu Nada dan pengungsi Palestina di Jabaliya di Gaza utara.
Penyebab Kesulitan Air Bersih