Aamiiin KAI

Aamiiin KAI-Photo: Disway-Gus munir
Oleh: Dahlan Iskan
"Aaamiiiiin...," terdengar kata itu dilantunkan serentak dengan keras. Mungkin mereka orang Indonesia. Kami memang biasa menyahut dengan kata 'Aamiiiiiin' usai imam salat membaca Al Fatihah.
"Pasti banyak orang Indonesia di dalam masjid ini," kata saya dalam hati.
Orang Tiongkok tidak pernah melantunkan kata "Aamiiin" usai imam membaca Al Fatihah. Mungkin mereka mengucapkannya tapi dalam hati. Setidaknya sangat lirih.
Benar. Ada lebih 10 orang Indonesia ikut salat Jumat di masjid kota Qingdao, di Provinsi Shandong ini.
BACA JUGA:SSB PSS Sukses Meraih Runnerup Ajendam II Sriwijaya
BACA JUGA:Lakukan Simulasi Menu Dapur Sehat Atasi Stunting
Mereka rombongan dari anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Mereka sedang training di Qingdao: training menjalankan KRL (Kereta Rel Listrik). Angkatan ke-2. Yang pertama sudah pulang. Yang ketiga segera datang.
Dulu saya juga begitu: mengalunkan kata "Aamiiiin" usai imam baca Fatihah. Dengan keras. Sendirian. Ternyata hanya saya yang berseru "aamiiin". Rupanya hanya saya orang asing di masjid itu. Yakni waktu saya Jumatan di pedalaman Tiongkok.
Di rakaat berikutnya saya sudah menyesuaikan diri dengan jemaah di sini: mengucapkan "amiiin" dalam hati.
Masjid Qingdao penuh sesak Jumat kemarin. Sampai tidak muat. Sampai banyak yang salat di teras. Termasuk dua orang anak muda Indonesia yang bukan dari KAI.
BACA JUGA:Bhabinkamtibmas Beri Pembinaan Pengelola Ketahanan Pangan
BACA JUGA:Beri Pembinaan Pengrajin Sulam Benang Emas
Mereka dari Cilacap dan Cirebon. Keduanya bekerja di perusahaan Italia yang lagi mengerjakan platform untuk sumur gas di tengah laut. Platform itu lebih murah ketika dikerjakan di Qingdao.