Rumah Stasiun

Jokowi saat masih menjadi presiden sempat meresmikan Stadiun Pondok Cina yang baru, stasiun ini jadi satu kompleks hunian dan sekolah. -Foto: Disway-Gus munir
Boyamin juga mengingatkan saya: tiket KRL sekarang Rp. 3000. Bukan Rp 1.500 lagi.
Boyamin tahu persis semua itu. Ia tergolong orang kaya yang suka naik KRL. Di stasiun tujuan nanti, di Jakarta, ia naik ojek ke kantor. Hampir setiap hari seperti itu. Praktis. Cepat. Di KRL bisa sambil bekerja pakai HP. Kebalikannya kalau ia naik mobil dari BSD.
Sejak dulu pun yang saya incar memang perumnas. Bekerja sama dengan KAI. Sama-sama BUMN. Akhirnya jadi kenyataan.
BACA JUGA:Manfaat Bayam untuk Calon Mama yang Sedang Menjalani Program Hamil
BACA JUGA:7 Inspirasi OOTD Hijab Elegan 2025: Tampil Stylish dengan Sentuhan Denim
Itu sangat baik. Tapi bukan yang terbaik. Pembicaraan antara KAI dan Perumnas terlalu makan waktu. Sama-sama punya ego. Sama-sama ingin dapat keuntungan lebih besar.
Akhirnya orientasinya bisnis. Harus untung. Harus balik modal dengan cepat. Itu tidak salah. KAI dan Perumnas adalah perusahaan, meskipun statusnya BUMN.
Dengan contoh nyata di tiga lokasi itu KAI dan Perumnas sudah memecahkan kebekuan. Tinggal apakah seterusnya masih seperti itu. Atau lebih diarahkan untuk tujuan bernegara yang lebih baik.
Sepanjang pendekatannya tetap bisnis maka berapa pun rumah dibangun tidak bisa memecahkan persoalan kampung kumuh. Rumah susun kian banyak tapi perumahan kumuh tidak berkurang. Kampung miskin tetap jadi warisan dari satu gubernur ke gubernur berikutnya.
BACA JUGA:ATR/BPN Dukung Revisi UU Statistik
BACA JUGA:Kehadiran Prabowo di May Day 2025 Sangat Ditunggu
Kita harus ingat: kepentingan utama rumah di stasiun adalah untuk mereka yang berpenghasilan tetap tapi rendah, yang tiap hari ke tempat kerja di jalur itu. Bukan untuk mereka yang ingin investasi. Atau untuk jadi rumah kedua apalagi ketiga.
Masih begitu banyak stasiun yang bisa dibuat seperti Rawa Buntu. Gubernur DKI Jakarta bisa ikut terjun. Bukan untuk bisnis. Harus lebih banyak untuk mengurangi kampung kumuh di Jakarta.
Mereka jangan digusur jauh. Itu akan mencabut akar dan ekonomi mereka. Tapi kalau di ”gusur” ke rumah susun di stasiun justru memperkuat akar mereka.
KAI dan Perumnas sudah memulai di tiga lokasi. Betapa cepat kalau gubernur Jakarta ikut membawanya lari.(Dahlan Iskan)