Angkutan Kota dan Desa di Terminal Muaradua Kian Sepi Penumpang

Angkutan Kota dan Desa di Terminal Muaradua kian sepi penumpang. -Foto: HOS-Hos
OKU SELATAN - Aktivitas angkutan kota (angkot) dan angkutan pedesaan (angdes) di Terminal Muaradua kini makin lesu.
Penurunan jumlah penumpang menjadi salah satu penyebab utama. Terlebih lagi, sejak kehadiran transportasi online di wilayah Muaradua, para sopir mulai merasa waswas karena jumlah penumpang mereka terus menyusut.
Samlan, seorang sopir angdes yang ditemui beberapa waktu lalu, mengungkapkan bahwa kondisi saat ini sangat memprihatinkan.
"Setiap hari sepi penumpang. Kalau sedang ramai, paling dapat Rp 60 ribu. Itu pun belum dipotong untuk beli bensin, belum lagi kebutuhan rumah. Bukan bermaksud mengeluh, tapi memang kenyataannya begitu," tutur pria yang telah menggeluti profesi ini selama lebih dari 25 tahun.
BACA JUGA:Bupati OKU Selatan Lantik Pengurus TP PKK dan Tim Pembina Posyandu
BACA JUGA:Ratusan Siswa Antusias Ikuti Seleksi Anggota Paskibraka OKU Timur
Hari itu, kata Samlan, ia sudah menunggu sejak pagi hingga siang tanpa satu pun penumpang. “Mudah-mudahan nanti sore ada yang naik,” harapnya.
Anang, sopir angkot lainnya, membenarkan hal serupa. Ia menambahkan, beberapa rekannya bahkan terpaksa menjual mobil angkot mereka dalam bentuk suku cadang.
“Ada yang mulai dari jual ban, besi, sampai rangka mobil. Kalau sudah seperti itu, artinya mereka benar-benar menyerah,” katanya.
Anang mencontohkan temannya, Ahmad, yang akhirnya menggunakan sisa hasil penjualan angkotnya untuk merakit bentor (becak motor) demi tetap bisa mencari nafkah.
BACA JUGA:Gelar Patroli Subuh untuk Wujudkan Situasi Aman dan Kondusif
BACA JUGA:Hujan Deras Rendam Rumah Warga
“Pilihan kami memang tidak banyak. Selain menyopir, kami tidak punya pekerjaan lain. Untuk memulai usaha pun tidak ada modal. Penghasilan harian saja pas-pasan, hanya cukup untuk beli bensin dan makan keluarga di rumah,” keluh Anang.
Sementara itu, Rahman, sopir angdes lainnya, menyebutkan bahwa layanan angkutan desa kini sangat jarang digunakan. Banyak warga lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, seperti sepeda motor.