Harga Cabai Rawit hingga Gula Pasir Alami Kenaikan

Reporter: HOS |

Editor: Gus Munir |

Rabu , 05 Mar 2025 - 20:25

Harga cabai rawit dan sejumlah kebutuhan pokok lainnya alami kenaikan. -Foto: HOS-Hos

harga cabai rawit hingga gula pasir alami kenaikan                            oku selatan - harga cabai rawit di pasar sentral kota muaradua melonjak tajam hingga mencapai rp 60.000 per kilogram.
tak hanya cabai, sejumlah bahan pokok lainnya juga mengalami kenaikan harga pada selasa, 4 maret 2025. 
cabai merah tetap bertahan di harga rp 45.000 per kilogram, sementara beras medium dijual rp 12.500 per kilogram. 
harga daging ayam mengalami kenaikan rp 3.000 menjadi rp 30.000 per kilogram, daging sapi rp 140.000 per kilogram, dan telur ayam ras rp 47.000 per kilogram. 
baca juga:diduga jadi kurir sabu, oknum mahasiswa ditangkap polisi
baca juga:razia tempat hiburan malam hingga amankan miras
sementara itu, bawang merah dibanderol rp 34.000 per kilogram, bawang putih rp 42.000 per kilogram, serta minyak goreng curah rp 17.000 per kilogram.
para pedagang menyebut kenaikan harga ini dipengaruhi oleh faktor cuaca yang memasuki musim hujan serta meningkatnya permintaan pasar menjelang bulan ramadan.
"harga cabai rawit makin pedas, sekarang sudah rp 60.000 per kilogram," ujar ariati, seorang pedagang, selasa, 4 maret 2025.
selain itu, harga kebutuhan pokok lainnya juga terpantau naik. gula pasir dijual rp 17.000 per kilogram, pisang ambon rp 4.000 per kilogram, tempe rp 15.000 per kilogram.
baca juga:kaya gila
baca juga:jay idzes ditaksir udinese hingga juventus
kemudian, tahu rp 10.000 per kilogram, dan tepung terigu rp 8.000 per kilogram. harga ikan tongkol mencapai rp 30.000 per kilogram, sedangkan udang basah dijual rp 80.000 per kilogram.
untuk produk lainnya, harga susu bubuk dancow 500 gram dibanderol rp 45.000, susu sgm 400 gram rp 45.000, jeruk bw rp 15.000 per kilogram, dan mi instan rp 3.500 per bungkus.
"kalau melihat tren tahun-tahun sebelumnya, harga kemungkinan baru akan stabil setelah bulan ramadan," tambah ariati. (*)