Doa Sritex

Resmi Ditutup Per tanggal 1 Maret 2025, Ribuan Karyawan PT Sritex Terkena PHK. -Foto: cnnindonesia.com-Gus munir
BACA JUGA:Percepat Penghapusan Kemiskinan Ekstrem
BACA JUGA:Berharap Cakupan Peserta JKN di OKU Selatan Capai 98 %
Sritex tidak punya pabrik pulp. Apalagi hutan tanaman industri. Pulpnya dibeli dari perusahaan India di Purwakarta: Indo Bharat.
Sritex memang sudah bergerak ke hulu tapi masih ada hulu-hulu lanjutan yang belum ia masuki.
Sebenarnya pengadilan pernah memberi perpanjangan umur Sritex. Tapi tidak dimanfaatkan dengan baik.
Kala itu para kreditor mempailitkan Sritex. Utangnya senilai sekitar Rp 16 triliun macet. Baik kepada berbagai bank maupun ke para pemasok bahan baku, termasuk Indo Bharat.
BACA JUGA:Honor Pad X8a Resmi Hadir di Indonesia, Tablet Terjangkau dengan Layar 90Hz dan Baterai Besar
BACA JUGA:Microsoft Resmi Akan Menutup Skype pada 5 Mei 2025
Pengadilan memutuskan: homologasi. Perdamaian. Diaturlah perpanjangan pembayaran. Agar beban Sritex lebih ringan. Sritex bisa menyicil utang itu. Ada jadwal penyicilan yang disepakati.
Pembayaran cicilan itu pun berlangsung lancar. Sudah empat bulan. Tiba-tiba Sritex mendapat info: tagihan salah satu pemasoknya sudah dibayar lunas oleh perusahaan asuransi. Berarti Sritex tidak perlu menyicil lagi ke salah satu kreditornya itu: PT Indo Bharat.
Indo Bharat keberatan. Bahwa ia dibayar asuransi itu urusannya sendiri. Tidak ada hubungan dengan Sritex. Ia memang mengasuransikan tagihannya ke Sritex. Ketika Sritex tidak bisa membayar perusahaan asuransilah yang membayar.
Sritex menggugat Indo Bharat. Indo Bharat marah. Ia ajukan gugatan pailit ke pengadilan. Menang, dalam perjanjian kesepakatan homologasi tertulis: begitu cicilan tidak dibayar Sritex langsung pailit. Pailit final.
BACA JUGA:Bocoran Terbaru Ungkap Desain dan Fitur Docking Nintendo Switch 2
BACA JUGA:Warner Bros. Rilis Trailer Live-Action A Minecraft Movie, Tayang April 2025
Sayang sekali. Padahal cicilan ke Indo Bharat termasuk kecil dibanding ke yang lain. Utang ke Indo Bharat juga tergolong kecil: sekitar Rp 80 miliar --dari total utang Ro 16 triliun.