Hijrah Tigray

Dahlan Iskan di depan Ethiopian Airlines.-Foto: Disway-Gus munir

Oleh: Dahlan Iskan

AWALNYA saya ingin jalan darat: dari Addis Ababa ke Makelle. Memang perlu waktu 12 jam, tapi akan bisa lebih banyak melihat berbagai wilayah di Ethiopia.

Soal tidak aman bagi wartawan itu justru menantang. Kedutaan asing belum mencabut travel warning bagi warga mereka ke Tigray. Tapi Duta Besar Indonesia di Ethiopia, Dr Al Busyra Basnur, tahu: saya tidak mungkin dilarang ke wilayah itu.

Al Busra hanya "memaksa" saya harus pakai pesawat. Saya setuju. Toh waktu saya juga terbatas.

Region (provinsi, negara bagian) Tigray, Anda sudah tahu: miskin segalanya. Termasuk miskin damai.

BACA JUGA:Intruksikan Pegawai Tingkatkan Kinerja dan Pelayanan

BACA JUGA:Hari Pertama Bertugas, Misnadi Ajak ASN Bersatu Bangun OKU Selatan

Perang dan kelaparan seperti bersaing untuk saling lebih menonjol. Inilah region paling utara di Ethiopia.

Tigray berbatasan dengan Eritrea, negara kecil tapi strategis.

Kabar gembiranya: sebagian besar penduduk Eritrea itu satu suku dan satu bahasa dengan Tigray.

Kabar buruknya: negara tetangganya itu lebih miskin dari Tigray.

BACA JUGA:Diluncurkan Presiden Prabowo, Pengamat Optimistis Danantara Dapat Berpotensi Memberikan Dampak Positif Pada Pe

BACA JUGA:Bangun Karakter dan Kompetensi Siswa, Gelar Karya P5

Saya pun mendarat di Makelle. Pakai Ethiopian Airlines. Jenis pesawatnya: Boeing 738 MAX. Saya langsung ingat: inilah jenis pesawat yang jatuh hampir bersamaan dengan jatuhnya pesawat Lion Air ke laut Jawa. Jenisnya sama.

Tag
Share