Musim Hujan, Petani Bawang Merah Was-Was Serangan Penyakit Jamur
Petani bawang merah di Kabupaten OKU mulai was-was serangan penyakit jamur yang biasa terjadi di musim penghujan. -Foto: Berry/Sumeks-Berry
SOSOH BUAY RAYAP - Para petani bawang merah di Kecamatan Sosoh Buay Rayap dan Baturaja Barat saat ini sedang memasuki masa panen.
Di Desa Tungku Jaya, Kecamatan Sosoh Buay Rayap, dan Desa Karang Agung, Kecamatan Baturaja Barat, sebagian petani sudah mulai memanen hasil tanam mereka.
Heru, Ketua Kelompok Tani Berkah Tani di Desa Karang Agung, menjelaskan bahwa panen bawang merah dari lahannya yang seluas 0,5 hektar telah menghasilkan sekitar 4 ton.
"Kami sudah mulai panen sejak lima hari terakhir," ungkap Heru.
BACA JUGA:Tips Maksimalkan Promo Free Ongkir, Dijamin Lebih Hemat!
BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas, Gelar Latihan Gabungan PMR Tingkat Wira
Hasil panen ini sebagian akan dijual, sementara sisanya disisihkan untuk bibit pada musim tanam berikutnya.
Namun, Heru mengaku khawatir terhadap ancaman penyakit jamur pada bawang merah, terutama di musim hujan, karena jamur bisa merusak hasil panen.
Heru, yang telah memiliki pengalaman bertani bawang merah selama 3,5 tahun, berharap kondisi cuaca tetap mendukung sehingga panennya tidak terganggu.
Kekhawatiran serupa juga diungkapkan Tejo Winarno, Ketua Kelompok Tani di Desa Tungku Jaya.
BACA JUGA:Amankan 8 Terduga Pelaku Pungli Terhadap Sopir Truk
BACA JUGA:Lakukan Patroli Pastikan Perayaan Natal Aman
Tejo menyampaikan bahwa dari satu hektar lahan, panen bawang merah bisa mencapai 12 ton atau lebih, dengan harga jual sekitar Rp 40.000 per kilogram. "Dengan harga ini, biaya produksi dapat tertutupi," ujarnya.
Meski begitu, Tejo menekankan bahwa biaya budidaya bawang merah cukup tinggi. Untuk satu hektar, diperlukan sekitar Rp 100 juta untuk membeli bibit, pupuk, dan fungisida guna melindungi tanaman dari serangan jamur dan hama lainnya.