Zulhas Kritik BRIN soal Penelitian Benih Unggul
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengkritik kinerja Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) soal pengembangan benih unggulan di Indonesia.-Photo: istimewa-Eris
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengkritik kinerja Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) soal pengembangan benih unggulan di Indonesia.
Menurutnya, pengalihan tugas tersebut dari Kementerian Pertanian (Kementan) ke BRIN dapat menghambat produksi benih kualitas unggul.
Sedangkan peran BRIN dalam hal ini tidak berjalan efektif dan fasilitas penelitian yang ada di kawasan Bogor, Jawa Barat justru terbengkalai.
"Sekarang Kementan tidak bisa melakukan penelitian karena sudah ada BRIN. Saya bilang, 'Siapa yang bikin konsep begini?' Sekarang laboratorium di Bogor jadi besi tua," kata Zulhas dalam rakor Kemenko Pangan di Bandung, dikutip dalam keterangan tertulis, 24 Desember 2024.
BACA JUGA:Menteri Nusron Wahid Serahkan Sertipikat Hak Milik untuk Gereja Kristen Pasundan
BACA JUGA:Mudah Emosi, Timnas Indonesia Raja Kartu
Ia pun menegaskan pentingnya kesatuan semangat antara kementerian dan lembaga dalam mewujudkan visi Presiden Prabowo Subianto, yakni swasembada pangan.
Sehingga, pencapaian swasembada pangan bukan hanya tentang ketahanan pangan, tetapi juga tentang kehormatan dan kedaulatan bangsa.
Di samping itu, Zulhas juga menyoroti upaya Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam meningkatkan ketersediaan pupuk hingga 9,5 juta ton.
"Saat ini, ketersediaan pupuk sudah sangat banyak, berkat perjuangan pak Mentan (Amran) yang luar biasa. Memang harus begitu semangat kerjanya," puji Zulhas.
BACA JUGA:Erling Haaland Dikabarkan Bakal Tinggalkan Manchester City
BACA JUGA:Desak Perusahaan Tambang Segera Selesaikan Jalan Khusus
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan, ketersediaan pupuk hingga saat ini mencapai 9,5 juta ton dengan rincian Urea sebanyak 4,6 juta ton, NPK sebanyak 4,2 juta ton, NPK Formula khusus sebanyak 147 ribu ton, dan Organik sebanyak 500 ribu ton.
Selain ketersediaannya yang meningkat, distribusi pupuk kini juga semakin dipermudah.