Sritex Akhir

ILUSTRASI Pralaya Sritex, alarm bahaya industri manufaktur Indonesia?-Maulana Pamuji Gusti. -Foto: Harian Disway-Gus munir

Oleh: Dahlan Iskan

Finished. Sritex pailit. Upaya terakhir pemiliknya untuk kasasi ke Mahkamah Agung sudah dijawab dua hari lalu: kasasi ditolak.

Maka kepemilikan raksasa tekstil dari Solo itu berpindah. Dari pengusaha Iwan Setiawan Lukminto ke para kreditor.

Jumlah kreditornya sekitar 60 orang/perusahaan. Mereka diwakili oleh apa yang disebut kurator.

Dalam kasus Sritex ini kuratornya empat orang: Deni Ardansyah, Nur Hidayat, Fajar Romi Gumilar, dan Nurmacandra.

BACA JUGA:PPI Diharapkan Menjadi Teladan dan Cerminkan Nilai-Nilai Kepemimpinan

BACA JUGA:Satu Kolam Sukses Hasilkan 1,5 ton Ikan Patin

Mereka adalah pengacara yang punya sertifikat kurator. Semua pengacara bisa jadi kurator kalau sudah mendapat pendidikan tambahan dan lulus ujian kurator.

Yang menunjuk kurator adalah PT IndoBharat. Ini perusahaan India. Punya pabrik rayon terbesar di Purwakarta. Rayon adalah kapas sintetis terbuat dari bubur kayu. rayon jauh lebih murah daripada kapas.

Sritex mendapat rayon dari IndoBharat.

Ketika Sritex mengalami kesulitan keuangan, utangnya kepada 60 perusahaan tidak bisa terbayar. Nilai total utang itu sekitar Rp 18 triliun --yang ke IndoBharat "hanya" Rp 60 miliar.

Yang terbanyak adalah utang ke berbagai bank nasional dan internasional (lihat Disway 4 November 2024: Gunung Sritex). Disway merchandise. 

BACA JUGA:Sterilisasi Tempat Ibadah hingga Amankan Arus Lalulintas

BACA JUGA:Tiga Tahanan Lapas Kayuagung Berhasil Kabur

Tag
Share