Tanaman Buatan yang Bersihkan Udara dan Hasilkan Listrik, Inovasi Tim Binghamton University

Minggu 03 Nov 2024 - 09:22 WIB
Reporter : Agrar
Editor : Gus Munir

OKU EKSPRES - Sebuah tim peneliti dari Binghamton University di New York berhasil mengembangkan sebuah tanaman buatan revolusioner yang memiliki kemampuan ganda yaitu membersihkan udara dalam ruangan dan menghasilkan listrik untuk mengisi daya perangkat kecil, seperti ponsel pintar. 

Inovasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif besar bagi lingkungan dalam ruangan di masa depan.

Tanaman buatan ini pada awalnya dirancang sebagai eksperimen kreatif, namun dengan cepat menunjukkan potensi yang luar biasa untuk aplikasi praktis. 

Dilengkapi dengan lima daun buatan dan sel surya biologis, prototipe tanaman ini mampu menyaring dan mengurangi kadar karbon dioksida (CO2) dalam ruangan hingga 90 persen.

BACA JUGA:Jaga Kebugaran, Personel Rutin Lakukan Olahraga Bersama

BACA JUGA:Mulai Bahas RAPBD 2025 

Untuk perbandingan, tanaman alami umumnya hanya dapat menurunkan konsentrasi CO2 sekitar 10 persen. 

Uji coba menunjukkan bahwa tanaman buatan ini dapat menurunkan kadar CO2 dari 5000 ppm menjadi 500 ppm, menjadikannya alat yang sangat efektif untuk meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan.

Selain membersihkan udara, tanaman buatan ini juga mampu menghasilkan listrik. 

Dengan memanfaatkan cahaya dalam ruangan untuk proses fotosintesis, perangkat ini mengubah energi tersebut menjadi daya yang cukup untuk mengisi baterai perangkat kecil, seperti ponsel. 

BACA JUGA:Lakukan Revolusi Peningkatan SDM Dimulai dari ASN

BACA JUGA:Anggi Irawan Resmi Dilantik, Bawaslu OKU Siap Kawal Pilkada Damai

Jika daun-daun buatan ini dihubungkan, mereka dapat menghasilkan tegangan sirkuit terbuka sebesar 2,7 volt dan keluaran daya maksimum sebesar 140 mikrowatt (µW). 

Ini cukup untuk mengisi daya perangkat elektronik portabel dan bisa menjadi solusi hemat energi bagi rumah tangga di masa depan.

Menurut para peneliti, metode tradisional untuk mengurangi CO2 dalam ruangan, seperti ventilasi dan filtrasi, mulai kurang efektif seiring meningkatnya kadar CO2 di udara luar akibat perubahan iklim. 

Kategori :