PALEMBANG- Pengangguran terbuka disebabkan beberapa persoalan, salah satunya kemampuan atau skill yang dimiliki para pencari kerja tidak sesuai kebutuhan pasar kerja.
Selain itu minimnya informasi dari perusahaan melaporkan kepada Disnaker terkait penempatan dan penerimaan tenaga kerja dari perusahaan. Lalu kesadaran para pengusaha melaksanakan peraturan ketenagakerjaan masih rendah.
"Angkatan kerja juga tidak ada kesadaran membuat kartu pencari kerja," ujar Pj Wali Kota Palembang, A Damenta, melalui Kepala Bappeda Kota Palembang, Harrey Hadi pada kegiatan Focus Grup Discussion (FGD) di Hotel Arista, Jumat (1/11).
Dia menyebut berdasarkan data statistik, terdapat 1,6 juta orang atau setara 36,59 persen pencari kerja bekerja di sektor formal. Kendati dibilang stabil, namun menurun 0,02 persen poin bila dibandingkan tahun 2023 silam.
BACA JUGA:Dukung Program Presiden, Berikan Makanan Bergizi Kepada Siswa SLB
BACA JUGA:Cegah Stunting, Gelar Pemberdayaan Masyarakat di Kampung Keluarga Berkualitas
Untuk angkatan kerja di Indonesia, berdasarkan survei nasional pada bulan Februari 2024 mencapai 4,6 juta orang atau naik 62,6 ribu orang dibandingkan 2023.
Sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja naik sebesar 0,02 persen poin. Tingkat pengangguran terbuka bulan Februari 2024 mencapai 3,97 persen atau menurun 0,56 persen dibandingkan 2023 silam.
Untuk mengatasinya, kata Harrey, pemerintah terus mengembangkan enterpreneurship pada kalangan generasi muda.
"Semua harus bersinergi, sehingga kendala ini bisa dicarikan solusinya bersama-sama. Hal ini untuk memastikan angka pengangguran di Palembang terus menurun," tegasnya.
BACA JUGA:Beri Pemahaman Kepada Calon Pengantin, Gelar Binwin
BACA JUGA:Ikuti Study Tour ke Bali, Anak Drummer Matta Band Tenggelam
Kadisnaker Kota Palembang, Rediyan Deddy Umrien mengungkapkan pengangguran terbuka di Kota Palembang dipicu karena para pencari kerja selektif dalam mencari kerja, terlebih lagi mereka alumni perguruan tinggi.
Di saat bersamaan, pencari kerja juga melihat upah yang diberikan dari pekerjaan yang ditawarkan dan mencari yang sesuai keinginannya.
Penyebab lain, kata Rediyan, tamatan SMA sederajat sejatinya tidak memiliki skill atau kemampuan yang dibutuhkan pencari kerja, sehingga menyebabkan mereka sulit bersaing di dunia kerja.