OKU EKSPRES - Penelitian terbaru dari USC Marshall School of Business yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences mengungkap adanya perubahan signifikan dalam cara generasi muda mencari dukungan emosional.
Survei terhadap 1.000 orang dari berbagai usia menunjukkan bahwa 11% milenial dan 10% Gen Z kini lebih memilih untuk curhat dengan AI daripada dengan hewan peliharaan seperti anjing atau kucing.
AI dinilai sebagai pendengar yang lebih baik dibandingkan manusia.
Orang yang berinteraksi dengan AI merasa lebih didengarkan karena AI mampu mengenali emosi dan merespons secara tepat.
BACA JUGA:Bocoran Spesifikasi Xiaomi Pad 7 Series
BACA JUGA:BYD Baru Saja Rilis Gambar Resmi Denza N9
Ini terjadi karena AI dirancang untuk memahami bahasa dan isyarat emosional tanpa bias atau prasangka seperti manusia.
Dengan mengolah data komunikasi manusia dalam jumlah besar, AI dapat memahami emosi secara lebih mendalam.
Namun, ada tantangan yang dikenal sebagai "Uncanny Valley"—saat orang menyadari bahwa mereka berinteraksi dengan AI, mereka cenderung merasa kurang diperhatikan. Meskipun demikian, para peneliti melihat peluang kolaborasi antara manusia dan AI dalam memberikan dukungan emosional.
Menurut Yidan Yin, salah satu penulis studi, AI bisa membantu manusia belajar untuk lebih baik dalam memvalidasi perasaan orang lain.
BACA JUGA:Selamat Jalan, Nobuyo Oyama Pengisi Suara Asli Doraemon
BACA JUGA:Moflin Teman Robotik yang Mengubah Cara Kita Berinteraksi dengan Hewan Peliharaan
Penelitian ini membuka pertanyaan apakah interaksi emosional dengan AI akan menjadi lebih nyaman di masa depan.
Dengan teknologi yang terus berkembang, AI bisa berperan penting dalam mendukung kesehatan mental dan komunikasi manusia, meski tantangan seperti "Uncanny Valley" masih perlu diatasi.
Pada akhirnya, AI memiliki potensi besar dalam memahami dan merespons emosi manusia.