OKU EKSPRES - Penggunaan bahan pengawet makanan kembali menjadi sorotan setelah dugaan bahwa roti merek Okka dan Aoka mengandung sodium dehydroacetate.
yaitu pengawet berbahaya yang umumnya dipakai dalam produk kosmetik.
Bahan pengawet sering kali dipakai oleh produsen makanan untuk memperpanjang masa simpan produk dan mencegah kerugian.
Namun, tidak jarang pengawet yang berbahaya disalahgunakan dalam makanan. Dua pengawet berbahaya yang sering ditemukan adalah boraks dan formalin.
BACA JUGA:Pepabri Siap Terus Berkolaborasi dengan Masyarakat dan Pemerintah
BACA JUGA:Dinilai Berpengalaman, Muda, Pintar, Peduli Terhadap Rakyat, Purnawirawan Polri Dukung BERTAJI
Boraks sendiri merupakan bahan yang biasa digunakan dalam industri, seperti untuk solder, pembersih, pengendali kecoak, pengawet kayu, dan antiseptik.
Boraks juga dikenal dengan nama natrium biborat, natrium piroborat, dan natrium tetraborat. Bentuknya berupa serbuk putih yang mudah larut dalam air dan sangat beracun.
Bahaya dari konsumsi makanan yang mengandung boraks adalah timbulnya gangguan kesehatan yang tidak spesifik.
Ciri-ciri makanan yang mengandung boraks sangat sulit dideteksi secara visual karena perubahan yang terjadi tidak tampak jelas. Hanya melalui uji laboratorium keberadaan boraks dalam makanan bisa dipastikan.
BACA JUGA:Peringkat 9 Nasional, Produksi Padi OKU Timur Capai 716.876 Ton GKG
BACA JUGA:Investasi Saham Mulai Diminati Gen-Z
Sedangkan formalin, yang merupakan bahan pengawet berisiko tinggi menyebabkan kanker, sering digunakan dalam ikan, tahu, ayam potong, dan mi basah.
Pada makanan tersebut, formalin dapat membuat warna terlihat lebih cerah dan tampak tidak alami.
Makanan yang diawetkan dengan formalin biasanya lebih tahan lama, hingga tiga hari atau lebih, serta tidak dihinggapi lalat.