Mungkin saja itu memang lebih baik. Mungkin dimaksudkan untuk menaikkan status kelas Garuda.
Karena itu saya ingin lihat benar: apakah pramugari tetap bisa bekerja cekatan dengan seragam baru.
Selasa kemarin saya masuk lounge kelas bisnis Garuda di Cengkareng.
Saya lihat lagi dinding koridornya. Ada foto besar parade seragam pramugari Garuda. Sejak seragam pertama tahun 1940-an sampai seragam terakhir.
BACA JUGA:Demi Bisa Ikuti Sidang Pernikahan, Anggota Satlantas Polres OKU Rela Terjang Banjir
BACA JUGA:Bagikan Bantuan, Dengarkan Keluhan dan Kebutuhan Warga
Saya cari pandang: mana seragam terbaru. Belum dipajang.
Saya pun curiga jangan-jangan dibatalkan. Kok sudah lebih tiga bulan belum direalisasikan.
Padahal bisa saja seragam baru itu tetap dipakai di hari-hari besar. Atau justru jangan: agar tidak merusak image positif yang sudah terbentuk. Toh seragam pramugari Singapore Airlines juga tidak pernah berubah –sudah lebih 30 tahun.
Di lounge kelas bisnis Garuda itu saya melihat sekilas: Garuda lagi melakukan penghematan besar-besaran. Pilihan makanannya sangat terbatas –dibanding dulu.
BACA JUGA:Menyala, Dewangga Langsung Bergabung Latihan untuk Lawan Guinea
BACA JUGA:Akhirnya Bupati Sidoarjo Ahmad Mudhlor Dijebloskan ke Rutan KPK, Ini Kasusnya?
Pilihan bahan makanannya pun terasa pilihan penghematan. Ada pipilan jagung di saladnya, tapi jagung manis yang keras. Roti-rotinya pun bernilai 6,5 –bukan roti sekelas hotel bintang lima.
Tentu tidak ada masalah. Toh beberapa penerbangan asing percaya: mereka menitipkan penumpang bisnisnya di lounge Garuda.
Pagi itu saya termasuk penumpang titipan itu. Yang titip: All Nippon Airways. Jurusan Tokyo-Haneda.
ANA memang bersama Garuda di rute itu. Bayangkan sepinya lounge itu kalau tidak dipasarkan untuk penumpang titipan. (Dahlan Iskan)