INTERNASIONAL - Gelombang panas sedang melanda wilayah Asia Tenggara, bahkan menembus rekor suhu tertinggi di Thailand dan beberapa negara lainnya.
Thailand sangat terdampak dari gelombang panas hingga memakan korban jiwa puluhan orang.
Sebanyak 30 orang meninggal karena sengatan panas ekstrem antara Januari dan April tahun ini.
Hal itu disampaikan Kementerian Kesehatan Thailand pada Rabu 25 April 2024 kemarin. Sedangkan, sepanjang 2023, tercatat 37 orang meninggal akibat fenomena serupa.
BACA JUGA:Jalur Linggau-Curup Tertimbun Tanah
BACA JUGA:Titip Anak-Anak, Wasiat Dimakamkan di Samping Ayah
Menurut laporan dari Al Jazeera, suhu ekstrem ini telah memaksa penutupan sekolah dan memicu peringatan kesehatan darurat.
Bukan hanya di Thailand, di Filipina juga mengalami gelombang panas hingga pemerintah setempat menyarankan untuk jutaan siswa diminta tinggal di rumah setelah pemerintah memutuskan untuk membatalkan kelas tatap muka selama dua hari.
Tercatat lebih dari 47 ribu sekolah negeri di Filipina telah beralih ke pembelajaran daring untuk menjaga keselamatan siswa.
Masyarakat juga disarankan untuk menghindari aktivitas di luar ruangan dan minum banyak air, terutama bagi generasi muda dan orang tua.
BACA JUGA:Lagi Bantu Nyebrangi Warga, Motor TNI AD Digondol Maling
BACA JUGA:Praktik Bidan ZN Dinonaktifkan Polisi
Selain itu, cuaca terik juga menimbulkan kekhawatiran akan kekurangan air, pemadaman listrik, dan kerusakan tanaman.
Di Manila, ibu kota Filipina yang padat penduduk, suhu melonjak hingga 38,8 derajat celsius, melewati rekor tertinggi beberapa dekade lalu.
Indeks panas diperkirakan akan mencapai 45 derajat celsius dan dianggap sebagai kondisi "berbahaya" yang bisa memicu panas ekstrem berkepanjangan.