Setidaknya 30.228 warga Palestina telah terbunuh dan 70.457 lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza, menyebabkan penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.
Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan.
Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut laporan PBB.
BACA JUGA:Kaji Bangun Jembatan Permanen di Desa Karang Agung
BACA JUGA:Minta OPD Bersinergi dalam Penyusunan LKJiP
Israel dituduh melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional, dan keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
Sebelumnya, pada bulan November tahun lalu, Menteri Warisan Budaya Israel Amichai Eliyahu mengatakan pada hari Minggu bahwa menjatuhkan bom nuklir di Jalur Gaza adalah sebuah pilihan.
Eliyahu, seorang menteri dari partai sayap kanan Otzma Yehudit, mengatakan bahwa salah satu pilihan Israel dalam perang di Gaza adalah menjatuhkan bom nuklir di Jalur Gaza.
Berbicara dalam wawancara radio, Eliyahu juga menyuarakan keberatannya untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.
Kami tidak akan menyerahkan bantuan kemanusiaan kepada Nazi, kata menteri tersebut, seraya menambahkan bahwa tidak ada warga sipil yang tidak terlibat di Gaza, ujarnya.
Menteri sayap kanan tersebut juga mengatakan bahwa penduduk Palestina bisa pergi ke Irlandia atau pergi ke gurun pasir, monster di Gaza harus menemukan solusinya sendiri.*
BACA JUGA:Langsung Datangi Masyarakat ke Kebun, Imbau Larang Lakukan Karhutla
BACA JUGA:Kendalikan Inflasi, Gelar pasar Murah