Anda sudah tahu inti jalan baru ekonomi kita: harus tersedia uang yang cukup yang bisa dipakai memutar ekonomi di lapangan. Berarti bank harus meningkatkan kemampuan menyalurkan kreditnya ke dunia usaha –UMKM maupun kakak UMKM.
Tentu bank harus kerja lebih keras. Anda sudah tahu: mencari kreditur yang baik tidak mudah. Memilih usaha yang punya prospek kreditnya tidak macet juga tidak gampang. Tapi harus bisa.
BACA JUGA:260 Disway
BACA JUGA:Disway Network dan B Universe Jalin Kemitraan
Masih banyak usaha yang bisa jalan. Asal mau kerja lebih keras. Tentu jangan mudah mencairkan kredit hanya karena oknum bank menerima cashback.
Kredit perumahan, misalnya, akan bisa membuat ekonomi di bawah bergerak: tukang-tukang batu dapat pekerjaan. Tapi juga harus pilih-pilih seperti apa perusahaannya.
Berarti bank juga perlu memperbanyak pejabat analis kredit. Yang penglihatannya lebih tajam di zaman perubahan arah bisnis seperti sekarang ini.
Biaya operasional bank akan naik. Rapat-rapat dan tinjauan ke lapangan akan kian banyak. Manajemen risiko harus kian canggih.
Pokoknya kerja lebih keras.
Siapa yang mau?!
Tidak ada yang mau. Apalagi kalau selama ini sudah telanjur enak: laba besar, gaji besar, tantiem besar, risiko kecil.
BACA JUGA:Disway Gratis
Memberi kredit lebih banyak ke BUMN itu enak. Uangnya besar tapi jumlah perusahaan kreditornya sedikit. Pengawasannya mudah. Kalau macet pun punya alasan: dipaksa pemerintah.
Kesimpulan saya: sulit mengharapkan kesukarelaan bank untuk bekerja lebih keras demi membantu kelancaran jalan baru ekonomi negara.
Berarti harus ada pemaksaan. Lewat aturan. Regulasi baru. Harus ada aturan baru yang ditaati bank. Jangan hanya injak kaki.