OKU EKSPRES - Samsung kembali membuat gebrakan di dunia teknologi dengan meluncurkan Galaxy S25 Series, yang tak hanya hadir dengan inovasi canggih, tapi juga membawa misi keberlanjutan lingkungan.
Seri ini menjadi pionir dalam penerapan teknologi hijau di industri smartphone, terutama melalui penggunaan kobalt daur ulang dalam baterainya.
Kobalt Daur Ulang: Langkah Berani Kurangi Ketergantungan Tambang
Salah satu inovasi yang paling mencuri perhatian adalah penggunaan kobalt hasil daur ulang. Sekitar 25% dari berat baterai Galaxy S25 merupakan kobalt, dan menariknya, 50% dari kobalt tersebut berasal dari sumber daur ulang.
Bahan ini dikumpulkan dari baterai bekas perangkat Galaxy serta limbah produksi, lalu diolah kembali menjadi baterai baru.
BACA JUGA:PLN Mobile Color Run 2025 Siap Ramaikan Palembang Didukung Gubernur Sumsel
BACA JUGA:Jamaah Asal Indonesia Banyak Alami ISPA
Langkah ini secara langsung mengurangi kebutuhan akan pertambangan kobalt baru, yang selama ini dikenal memiliki dampak lingkungan dan sosial yang besar.
Material Daur Ulang di Setiap Sudut
Tak hanya pada baterai, Samsung juga menyematkan material daur ulang di berbagai komponen lainnya. Rangka menggunakan aluminium armor daur ulang, komponen audio mengandung neodymium hasil daur ulang, dan struktur internal terbuat dari baja daur ulang.
Bahkan, komponen eksternal seperti layar, kaca belakang, tombol, hingga tray SIM pun turut mengandung bahan hasil daur ulang.
Kemasan Ramah Lingkungan Tanpa Kompromi
Galaxy S25 Series juga hadir dengan kemasan 100% dari kertas daur ulang, namun tetap memberikan kesan premium saat unboxing. Secara keseluruhan, sekitar 15% dari total berat perangkat terdiri dari material daur ulang.
BACA JUGA:RI Kutuk Aksi Israel Tembaki Diplomat Asing
BACA JUGA:Pelaku Begal Payudara Beraksi Lagi di Palembang