Bambu Lentur

Minggu 18 May 2025 - 19:35 WIB
Reporter : Gus Munir
Editor : Eris Munandar

Erdogan pernah membongkar keterlibatan MBS dalam pembunuhan tokoh oposisi Arab Saudi di Istanbul: Adnan Kashoggi. Tokoh ini dibunuh dalam satu operasi intelijen antar negara.

Saat itu Kashoggi sedang mengurus surat di kedutaan Saudi di Istanbul untuk mengawini gadis Turkiye pujaan hati.

Saya sulit membayangkan jalannya pertemuan para tokoh persimpangan di istana di Riyadh itu. Mungkin penuh nostalgia. Ahmad Sharaa sendiri lahir di Riyadh. Yakni ketika ayahnya, orang asli dataran tinggi Gholan, bekerja sebagai engineer di perusahaan minyak di Riyadh. Ibunya juga bekerja di Riyadh: jadi guru geografi.

Sepulang dari Riyadh, keluarga ini tinggal di ibu kota Syria, Damakus. Mereka membuka toko. Si kecil Ahmad Sharaa membantu jadi penjaga toko, termasuk ikut melayani pembeli.

BACA JUGA:Pagani Hadirkan Huayra Epitome One-Off dan Imola Track Special di Villa d’Este 2025

BACA JUGA:Bakal Buka Tahap Dua Penjualan Tiket Pertandingan Timnas Indonesia Lawan China

Ketika Ahmad Sharaa tumbuh jadi remaja terjadilah gerakan intifada kedua di Palestina. Hatinya tergerak untuk ikut berjuang melawan penindasan. Ia menghilang dari rumah.

Tahun 2003, di umur 21 tahun, ia berada di Iraq. Ia ikut Al-Qaeda. Tiga minggu kemudian Amerika menyerang Iraq. Kekuasaan Saddam Hussein runtuh. Ahmad Sharaa terus berjuang bersama musuh Amerika.

Tiga tahun melawan Amerika, Ahmad Sharaa tertangkap. Yakni saat ia sedang memasang bahan peledak. Lima tahun lamanya ia berpindah-pindah penjara. Kegiatannya di penjara sangat positif: mengajar. Ia mengajari sesama penghuni penjara pelajaran sastra Arab.

Dengan kronologi seperti itu rasanya tidak mungkin ia jadi tokoh penting Al-Qaeda di Iraq. Ia lebih banyak di penjara daripada di lapangan.

BACA JUGA:Chelsea Jaga Peluang Lolos Liga Champions Usai Kalahkan MU

BACA JUGA:Luna Maya & Maxime Bouttier Siapkan Resepsi Pernikahan di Jakarta Juli Ini

Mungkin Ahmad Sharaa bisa bercerita kepada Trump bagaimana ia bisa dilepaskan dari tahanan Amerika. Saat itu di Syria sedang menguat perlawanan untuk menggulingkan diktator Bashar al-Assad. Keluar dari penjara, Ahmad Sharaa langsung pulang ke Syria. Ia bergabung ke gerakan perlawanan itu.

Di gerakan itu ia berhasil menyatukan berbagai kekuatan. Sampai ketika berhasil menggulingkan Al Assad, dipilihlah Ahmad Sharaa sebagai kepala negara.

Saya tidak punya teman di Syria. Satu-satunya orang Syria yang saya kenal adalah mahasiswa di Qingdao itu. Sama-sama salat Jumat di provinsi Shandong itu. Tapi kami sulit berkomunikasi. Ia baru belajar bahasa Mandarin. Tidak bisa bahasa Inggris. Bahasa Arab saya terbatas.

Dari keterbatasan itu saya tahu: ia berasal dari kota Aleppo. Ia tidak paham politik tapi tahu bahwa Syria punya presiden baru, Ahmad Sharaa. Ia berharap Syria bisa damai dan maju.

Kategori :