Bambu Lentur

Minggu 18 May 2025 - 19:35 WIB
Reporter : Gus Munir
Editor : Eris Munandar

Saya tidak tahu dari sudut mana Trump menilai ia atraktif. Mungkin dari pakaian dan penataan rambut dan brewoknya. Mungkin Trump berpikir ''kok beda'' dengan yang ia bayangkan.

Bahwa ia sosok yang tangguh tentu bisa dilihat dari latar belakangnya: mampu memimpin gerakan penggulingan diktator dinasti dua generasi di Syria: Bashar al-Assad. Juga bisa dilihat dari kemampuannya menyatukan faksi-faksi beda aliran di kelompok penentang Bashar al-Assad.

BACA JUGA:Miris, Truk Angkut Mie Alami Kecelakaan Dijarah Warga di Banyuasin

BACA JUGA:165 Pelajar di PALI Keracunan Massal

Sudah enam bulan Ahmad Sharaa menjadi presiden sementara Syria. Letupan-letupan ketidakpuasan sudah mulai muncul. Saling tembak masih sering terjadi. Belum terbentuk tentara nasional Syria.

Suasana di dalam angkatan bersenjata Syria sekarang mungkin mirip dengan Indonesia enam bulan setelah merdeka 17 Agustus 1945. Pasti banyak muncul kolonel-kolonel yang memerankan diri sebagai Jenderal Nagabonar.

Kalau tidak ada perbaikan ekonomi, masa-masa seperti itu akan lebih sulit dikendalikan. Syria bisa kian tidak stabil. Lalu pecah pemberontakan atau perang sipil.

Maka upaya MBS untuk membuat Amerika mencabut sanksi untuk Syria begitu mulianya. Syria perlu kedamaian, perbaikan ekonomi, dan harapan untuk sejahtera. Posisi Syria yang diblokade Barat selama hampir 50 tahun membuatnya menjadi negara gagal.

BACA JUGA:China Akan Gelar Kompetisi Arena Robot Humanoid Pertama

BACA JUGA:Bocoran Cerita Shrek 5, Shrek dan Donkey Tersesat di Dunia Manusia

Trump sudah bersedia mencabut blokade itu. Entah seperti apa rayuan MBS sampai membuat Trump mau banting stir seperti itu. Rayuan dan tawaran mungkin kombinasi yang sempurna. Misi plus gizi.

Memang masih ada syarat yang diminta Trump: Syria harus mau menandatangani Deklarasi Ibrahim. Semacam kerukunan sesama keturunan Nabi Ibrahim. Maksudnya: agar mau berdamai dengan Israel.

Syarat itu bisa membuat soliditas pendukung Ahmad Sharaa pecah. Tentu ada pendukung yang keberatan. Syria sudah kehilangan wilayah besar pegunungan Gholan –diduduki Israel sejak perang 1973. Tentu juga ada faksi yang berpendapat: kami memang sesama keturunan Ibrahim, tapi beda ibu. Anda sudah hafal cerita ini.

Kehadiran Tayyip Erdogan juga hebat. Itu telah mengakhiri permusuhan 10 tahun antara Erdogan dan MBS.

BACA JUGA:Acer Luncurkan FreeSense Ring, Cincin Pintar Pertama dengan Fitur Kesehatan Canggih Tanpa Biaya Langganan

BACA JUGA:Call of Duty Warzone Mobile Resmi Ditutup Setelah 14 Bulan, Ini Penjelasan Lengkapnya

Kategori :