OKU TIMUR - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Muhamad Irfanjid, melaksanakan kegiatan Reses II Tahun 2025 di Desa Anyar, Kecamatan BP Bangsa Raja, pada Rabu, 14 Mei 2025.
Reses ini merupakan bagian dari agenda resmi DPRD OKU Timur yang bertujuan untuk menyerap aspirasi masyarakat di daerah pemilihan (dapil) V selama masa jabatan 2024–2029.
Dalam kunjungan tersebut, Irfanjid memilih pendekatan langsung dengan berdialog terbuka bersama warga dan perangkat desa guna mendengar secara langsung berbagai permasalahan dan harapan mereka.
Kegiatan yang dilangsungkan di balai desa ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh masyarakat, kelompok ibu-ibu, pemuda, serta perwakilan petani.
BACA JUGA:Kantor PMI Oku Digeledah Kejaksaan
BACA JUGA:Tersangka Curanmor di OKU Diamankan Tanpa Perlawanan
Kepala Desa Anyar, Jonsen Ismail, menjadi salah satu yang menyampaikan aspirasi masyarakat. Ia menjelaskan bahwa sebagian besar warga desa menggantungkan hidup dari sektor pertanian, namun mengalami kendala dalam mendistribusikan hasil panen karena buruknya kondisi infrastruktur jalan usaha tani.
“Sebagian besar warga kami adalah petani. Namun untuk membawa hasil panen seperti padi dan karet ke pasar, mereka harus melewati jalan yang rusak dan sulit dilalui kendaraan. Kami sangat mengharapkan pembangunan jalan usaha tani yang layak untuk mempercepat proses distribusi hasil pertanian,” ujar Jonsen.
Ia juga menambahkan perlunya perhatian terhadap minimnya penerangan jalan di sejumlah titik rawan yang sering menimbulkan kekhawatiran warga, khususnya pada malam hari.
Masalah layanan kesehatan juga mengemuka dalam pertemuan tersebut. Seorang warga bernama Udin mengeluhkan sulitnya akses terhadap fasilitas medis.
BACA JUGA:Olimpiade Ijazah
BACA JUGA:Dana Hibah Korupsi Panwaslu OKI Dikembalikan Total Rp328,5 Juta
Menurutnya, warga harus pergi ke Puskesmas Muncak Kabau yang letaknya cukup jauh, sementara kualitas pelayanannya pun kerap mengecewakan.
“Kadang petugas di puskesmas pulang sebelum jam pelayanan selesai. Kalau ada warga yang butuh penanganan cepat, mereka bingung harus ke mana. Kami sangat berharap bisa ada ambulans desa atau fasilitas kesehatan yang lebih dekat,” keluhnya.
Sementara itu, Sri, seorang ibu rumah tangga yang juga aktif di dunia pendidikan anak usia dini, menyampaikan keluhan terkait belum tersedianya gedung PAUD yang memadai. Ia menyebut kegiatan belajar PAUD selama ini dilakukan di tempat yang serba terbatas dan kurang layak.