Ampas Teh

Minggu 11 May 2025 - 19:15 WIB
Reporter : Gus Munir
Editor : Eris Munandar

Oleh: Dahlan Iskan

SUDAH lebih dua minggu saya di Tiongkok. Sudah delapan kota saya kunjungi. Baru sekali bertemu orang bule Amerika. Yakni sehabis sarapan pagi di Huhehaote –ibu kota provinsi Mongolia Dalam, tiga hari lalu.

"Dari negara bagian mana?" tanya saya.

"Minnesota," jawabnya. Cocok dengan postur tubuhnya, besar-tinggi.

Tidak banyak waktu untuk berbincang. Ia kelihatan buru-buru. "Ada proyek besar yang kami kerjakan," katanya. "Di bidang pembuatan keju," tambahnya. Lalu minta maaf. Dan pergi.

Ada lagi orang bule di hotel bintang lima ini. Ia dari dari Melbourne, Australia. Lalu ada satu lagi dari Australia Barat.

BACA JUGA:Liverpool Incar Rodrygo untuk Perkuat Skuad Juara Liga Premier

BACA JUGA:Xabi Alonso akan Menjadi Pelatih Baru Real Madrid Gantikan Ancelotti

Mongolia Dalam memang terkenal sebagai penghasil susu, daging sapi, dan domba. Tidak aneh kalau ada proyek besar keju --terbuat dari susu.

Waktu nobar Liverpool di Shanghai saya lihat ada tiga bule. Saya ajak bicara sebentar. Ternyata dari Hongaria, Eropa Timur.

Beberapa kali juga saya bertemu bule tapi bule yang lain: bule Rusia. Agak sulit diajak bicara. Saya tidak bisa berbahasa Rusia --kecuali dua kata: horaso dan nema problema.

Di Tiongkok kini memang mulai ada toko-toko Rusia. Pun di pedalaman seperti Chongqing. Juga di beberapa bandara.

BACA JUGA:Ivan Gunawan Bakal Bagikan Baju Haji untuk Sesama di Tanah Suci

BACA JUGA:Maysha Jhuan Curahkan Isi Hati Lewat Lagu “Setidaknya”

Dulu toko Rusia hanya ada di kota Harbin atau Heihe --yang memang dekat dengan Rusia. Rupanya hubungan baik Tiongkok-Rusia mulai masuk ke bidang ritel. Hubungan itu kian mesra sejak terjadi perang dagang Amerika-Tiongkok.

Kategori :

Terkait

Minggu 11 May 2025 - 19:15 WIB

Ampas Teh

Minggu 11 May 2025 - 18:40 WIB

Cabut Bendera Ormas di Lokasi Ilegal

Minggu 11 May 2025 - 18:30 WIB

Kejari dan Kejati Bakal Dijaga TNI AD