Sempat muncul harapan saat Mikel Merino mencetak gol penyama kedudukan, namun gol tersebut dianulir wasit setelah VAR menunjukkan adanya posisi offside. Momen itu menjadi pukulan psikologis bagi tuan rumah.
BACA JUGA:Nusron Wahid Tekadkan Lindungi Tanah Ulayat
BACA JUGA:Gardu Baru, PLN Bikin Pali terang Bahagia
Keterbatasan kedalaman skuad Arsenal juga terlihat jelas. Arteta hanya memiliki sedikit opsi ofensif dari bangku cadangan, seperti Raheem Sterling dan pemain muda Ethan Nwaneri.
Sebaliknya, PSG dengan leluasa melakukan rotasi, memasukkan pemain seperti Bradley Barcola, Goncalo Ramos, dan Warren Zaire-Emery untuk menjaga intensitas.
Keunggulan fisik dan rotasi efektif membuat PSG tetap solid hingga akhir laga, sementara Arsenal kelelahan dan kehilangan ketajaman di saat-saat krusial.