Tapi harga barang produksi dalam negeri memang sering lebih mahal daripada impor. Itu jadi keluhan para pemenang tender proyek di Indonesia. Apalagi kalau yang menang tender itu perusahaan dari Tiongkok.
Trump tidak punya peraturan TKDN Amerika. Ia lebih ''kejam'': industri dalam negeri dilindungi lewat tarif bea impor yang tinggi. Sampai pun melanggar aturan WTO. Ia tidak peduli.
Bisakah Indonesia menghapus kuota seperti yang diinginkan Presiden Prabowo di sarasehan ekonomi Rabu lalu? Siapa berani taruhan?
Boleh juga TKDN jadi taruhan. Akan lahirkah aturan TKDN-Fleksibel? Dalam waktu dekat?
Trump begitu mudah mengubah kebijakan. Satu minggu setelah kebijakannya ditolak pasar, langsung ia delay. Padahal ia begitu bangga dengan keputusannya itu. Sampai ia sebut sebagai ''Hari Kemerdekaan'' Amerika. Maka itulah Hari Kemerdekaan yang hanya berumur satu minggu.
BACA JUGA:7 Kebiasaan yang Sebaiknya Dihindari Agar Ginjal Tetap Sehat
BACA JUGA:Kunjungi Sekolah, Pantau Fasilitas dan Serap Aspirasi Tenaga Pendidik
Prabowo baru menyatakan ''bebas kuota'' dan ''TKDN Fleksibel'' dalam sebuah sarasehan.
Memang saat mengucapkan perintah itu Prabowo mendapat tepuk tangan yang gemuruh. Tapi realitas kehidupan tidak bisa diselesaikan lewat gemuruhnya tepuk tangan.
Tentu kita tidak perlu memberi angka berapa nilai rapor 150 hari Presiden Prabowo. Beliau sendiri sudah memberi nilai diri untuk prestasi 150 hari kepresidenannya.
"Nilai saya enam," ujar Prabowo saat bertemu enam orang pemimpin redaksi media Jakarta di Hambalang pekan lalu. Nilai-diri yang justru membuat orang bersimpati.
BACA JUGA:Pasca Lebaran, Harga Bawang Merah dan Putih Masih Tinggi
BACA JUGA:Beberapa OPD Alami Penurunan Skor SAKIP, Diminta Tingkatkan Kinerja
Mungkin perlu ada yang bertanya pada Anies Baswedan: berapa nilai 150 hari Presiden Prabowo.(Dahlan Iskan)