Oleh: Dahlan Iskan
Misalkan Anda jadi Donald Trump. Lalu kebijakan Anda direspons sangat negatip oleh pasar. Tiap hari harga saham di bursa merosot. Harga-harga kebutuhan pokok naik. Orang-orang kaya kehilangan kekayaan. Bertriliun rupiah. Orang-orang miskin menghadapi kenaikan harga --sekaligus penurunan santunan dari negara.
Apa yang akan Anda lakukan? Mengakui kebijakan Anda keliru? Membatalkan kebijakan?
Trump bukan Anda. Ia terus bermain golf --antara lain untuk memberikan sinyal bahwa ia tidak panik. Ia tetap yakin dengan keputusannya: harus menaikkan tarif bea masuk untuk negara musuh maupun negara sahabat --bahkan tetangga terdekat.
Lihatlah komentar cool Trump ini. "Anda tidak kehilangan kekayaan apa pun --kalau Anda tidak jual saham Anda," ujar Trump.
BACA JUGA:Anti Gagal! Ini Cara Goreng Ikan agar Tidak Lengket dan Minyak Tak Meletup
BACA JUGA:Resep Udang Saus Padang Praktis di Rumah
Artinya: kehilangan kekayaan besar-besaran itu hanya anggapan. Hanya perhitungan di atas kertas. Agar kekayaan tidak hilang caranya mudah: jangan jual saham. Kalau pun mau jual tunggu harganya sudah naik kembali.
Pun ketika harga saham sudah turun sebanyak 12 persen --sejak ia dilantik sebagai presiden-- Trump masih bisa bilang begini: sesekali pasar modal perlu minum obat.
Berarti Trump sebenarnya mengakui pasar modal lagi sakit. Tapi akan bisa sembuh kembali. Bahkan Amerika Serikat akan menjadi negara kaya lagi.
Orang-orang di Gedung Putih juga tetap pede. Tidak ada tanda-tanda terjadi perbedaan sikap.
BACA JUGA:8 Alasan Kenapa Ikan Gabus Baik untuk Bayi Anda
BACA JUGA:Rahasia Tinta Cumi: Kaya Nutrisi, Kaya Manfaat!
Para pengamat Gedung Putih sepakat: tim Trump kali ini sangat kompak. Sekarang ini hanya ada satu matahari: Trump itu sendiri.
Berbeda dengan di masa pertama Trump jadi presiden. Waktu itu, tulis para pengamat, setiap orang di Gedung Putih merasa sebagai presiden.