BACA JUGA:Resep Dimsum Ayam Rumahan
Persoalan mulai muncul ketika suami-istri ini harus pulang ke Indonesia: DeLiang harus sekolah di mana. Yang sistemnya bisa mirip dengan yang ada di Inggris.
Tidak ketemu.
Akhirnya Ario memasukkan DeLiang ke sekolah yang bukan sekolahan: home schooling. Di Tangerang Selatan. Milik Kak Seto –yang sudah Anda kenal.
Maka saya usul ke panitia Home Schooling Summit di Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya akhir Februari nanti agar mengundang suami-istri ortu DeLiang. Itu lebih penting daripada mengundang saya.
DeLiang yang ilmuwan Tiongkok sendiri sekarang menjadi warga negara Swedia. Ia lulusan jurusan klimatologi Universitas Nanjing –tidak jauh dari kampung kelahirannya di Nantong. Lalu melanjutkan S-2 dan S-3 di Jerman, di bawah bimbingan pemenang hadiah Nobel kelahiran Belanda, Paul J. Crutzen.
BACA JUGA:Lezat dan Gurih! Resep Soto Ayam Kuning yang Menghangatkan
BACA JUGA:Resep Nagasari Loyang: Kudapan Manis yang Praktis dan Lezat
Meski sudah warga negara Swedia, DeLiang tetap diangkat sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok yang bergengsi itu.
"Saya berharap DeLiang nanti bisa kuliah di Amerika atau Inggris. Minatnya di bidang science, matematika, dan fisika sangat besar," ujar Ario.
Liburan Imlek ini Ario berada di Trenggalek, di kampung sang istri: dekat alun-alun kota. Ia dalam posisi siap terbang ke Ternate begitu ibunya tidak tertangani dengan baik.
Orang tua Ario tergolong ''orang pulau'' yang sebenar-benarnya. Yakni orang Labuha –yang Anda pasti belum tahu di mana letaknya di peta. Itu pulau ketiga di selatan pulau Tidore. Tapi Ario sendiri lahir di Pulau Makian –pulau yang lain lagi, yang berjarak beberapa pulau dari Labuha. Karena itu Ario masuk SMP dan SMA di kota yang lebih besar di sana: Ternate. Di situ pula ada rumah sakit yang punya dokter ortopedi satu-satunya di sana.
BACA JUGA:Perbedaan Siomai dan Batagor : Bentuk, Cara Pembuatan, dan Kandungan Gizinya
BACA JUGA:Waspada! Kalori Risol Mayo Cukup Tinggi, Bisa Bikin Diet Gagal
Dokter tunggal itulah yang memasang pen di panggul sang ibu. Agar antara kaki dan panggul terhubung. Lalu pen itu akan dicopot lagi untuk dipasang yang baru.
Yogyakarta, Surabaya, Taipei, dan Bristol. Alangkah jauhnya dengan Maluku Utara –dalam segala apa saja. Tapi itulah kampung halaman tercinta. Apalagi ada ibunda di sana –ibunda yang full doa.(Dahlan Iskan)