OKU EKSPRES - China siap mencetak sejarah dengan menjadi tuan rumah maraton pertama di dunia yang menghadirkan kompetisi antara manusia dan robot.
Acara ini dijadwalkan berlangsung pada April 2025 di distrik Daxing, Beijing, dan akan menjadi ajang yang unik sekaligus inovatif.
Maraton ini akan diikuti oleh sekitar 12.000 pelari manusia dan robot humanoid dari lebih dari 20 perusahaan teknologi.
Lomba ini berformat setengah maraton dengan jarak 21 kilometer. Menariknya, hadiah utama akan diberikan kepada tiga pelari tercepat, tanpa memandang apakah mereka manusia atau robot.
BACA JUGA:Shrek 5 dan Ice Age 6 Siap Menghibur Penggemar Desember 2026
BACA JUGA:Moana 2 Tembus Box Office, Raih Lebih dari Rp17 Triliun dalam Delapan Minggu
Robot yang berpartisipasi harus memenuhi kriteria khusus, seperti desain humanoid yang mampu berjalan atau berlari dengan dua kaki, tanpa menggunakan roda.
Tinggi robot harus berkisar antara 0,5 meter hingga 2 meter, dengan jarak minimal 0,45 meter dari sendi pinggul ke kaki. Robot boleh dikendalikan secara remote maupun berjalan secara otonom, dan operator diizinkan mengganti baterai selama lomba.
Acara ini bukan sekadar perlombaan, tetapi juga bagian dari upaya besar China untuk memajukan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan robotika.
Inisiatif ini diharapkan dapat membantu negara tersebut menghadapi tantangan demografi, seperti populasi yang menua dan berkurangnya tenaga kerja.
BACA JUGA:Lewis Hamilton Resmi Bergabung dengan Ferrari, Awali Babak Baru Karier di Formula 1
BACA JUGA:Huawei Resmi Meluncurkan FreeBuds SE 3 Solusi TWS Entry-Level dengan Kualitas Premium
Dengan mengintegrasikan robot dalam kompetisi olahraga, China berupaya memperkuat posisinya di panggung global, khususnya dalam persaingan teknologi dengan negara seperti Amerika Serikat.
Maraton ini menjadi tonggak penting untuk memadukan atletik manusia dengan inovasi robotik, membuka peluang baru di berbagai bidang di masa depan.