Ketika Jokowi terpilih kali pertama sebagai wali kota Solo, Mudrick diangkat sebagai semacam penasihat wali kota.
BACA JUGA:Carlo Ancelotti Dikabarkan Mengundurkan Diri Sebagai Pelatih Real Madrid
BACA JUGA:Kevin Diks Dikabarkan Bergabung Borussia Monchengladbach
Setahun kemudian Mudrick sudah kembali ke pribadi aslinya: oposisi. Sejak itu ia konsisten mendemo Jokowi.
Pun ketika kian tua. Kian banyak sakit. Ia terus saja demo. Sakitnya bukan sakit fatal. Operasi kaki, usus, saluran darah, dan banyak lagi.
"Di masa tua, ayah total melakukan 16 kali operasi," ujar Damar.
Rupanya operasi dan demo bisa berjalan seiring.
Sebulan lalu Mudrick kena serangan jantung. Ia dilarikan ke rumah sakit. Dipasangi ring. Dua buah. Sehat kembali. Lalu pembuluh darahnya bermasalah. Masuk rumah sakit lagi.
"Dalam sebulan terakhir beliau tiga kali masuk ICU," ujar Damar. Sampai akhirnya meninggal dunia Minggu kemarin.
BACA JUGA:Ciri-Ciri Awal Kehamilan, Dari Perubahan Perut hingga Gejala Lainnya
BACA JUGA:5 Olahraga Praktis untuk Anda yang Super Sibuk
Belum tahu siapa yang akan mengurus koleksi benda antiknya. Semua masih tersimpan aman di rumahnya. Masih ada istri yang tinggal di rumah itu.
"Rumah saya hanya 100 meter dari rumah orang tua," ujar Damar.
Jelas Damar mewarisi hobi ayahnya meski tidak sama persis. Kini Damar berbisnis copy berang-barang antik. Misalnya barang-barang antik etnik dari kayu jati.
Kalau pewaris jiwa pergerakannya sudah jelas ada: anak pungutnya itu.(Dahlan Iskan)