Anak Pungut

Selasa 21 Jan 2025 - 21:40 WIB
Reporter : Gus Munir
Editor : Eris Munandar

Oleh: Dahlan Iskan

Saya tidak kenal pribadi dengan tokoh hebat dari Solo satu ini: Mudrick Sangidu. Tapi Anda pun kenal reputasinya: tokoh pergerakan. Aktivis. Namanya menasional: si Mega Bintang.

Tiga bulan sebelum meninggal Minggu kemarin pun Mudrick masih demo. Di umurnya yang 81 tahun. Tertatih. Pakai penyangga tubuh.

Tahun-tahun belakangan demonya tetap: tentang Presiden Jokowi.

Demo terakhirnya itu dilaksanakan di depan DPRD Solo. Sebenarnya ia sudah tidak boleh jalan lagi. Bukan tidak kuat jalan. Ia kuat sekali –untuk ukuran usia segitu. Hanya saja telapak kakinya sakit kalau dibuat berjalan. Ia berkeras demo meski harus pakai penyangga kaki.

BACA JUGA:KPK Resmi Tahan Bupati Situbondo

BACA JUGA:16 Orang Tewas Tertimbun Longsor di Pekalongan

Di tengah menerima ucapan duka cita saya menghubungi putra sulung Mudrick: Damar Mudrick. Ia anak pertama dari tiga bersaudara.

"Tanya pak Boyamin saja. Beliau lebih tahu ayah saya daripada siapa pun," ujar Damar.

Yang dimaksud adalah Boyamin Saiman, pengacara terkenal pendiri Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI).

"Saya memang anak pungut Pak Mudrick," ujar Boyamin yang lagi melayat di Solo.

BACA JUGA:Subsidi BBM KAI Naik, Bisa lebih Murah

BACA JUGA:Lahat Tingkatkan Produksi Jagung Nasional

"Bukan anak angkat?”

"Saya pilih istilah anak pungut. Beliaulah yang memungut saya dari pinggir jalan," seloroh Boyamin.

Kategori :