Maka Prof Burhanuddin --kini komisaris utama PT PLN-- punya ide membuat kendaraan yang lebih besar: Danantara. Bentuknya bukan PT. Mirip dengan SWL.
Yang hebat --dan mungkin menyakitkan bagi sebagian orang-- Danantara dibentuk dengan cara memindahkan raksasa-raksasa BUMN ke dalam Danantara. Jumlahnya tujuh raksasa.
BACA JUGA: 4 Tahun Buron Pelaku Rudapaksa Dibekuk
BACA JUGA:2 Wilayah di Prabumulih Terendam
Saking besarnya skala tujuh perusahaan BUMN tersebut sampai ada yang mengatakan sisa BUMN lainnya tidak layak lagi disebut BUMN.
Tujuh raksasa itu merupakan mesin uang BUMN yang sebenarnya. Laba tujuh perusahaan itu mencapai 80 persen dari laba BUMN seluruhnya. Pun omzet dan asetnya.
Maka kalau tujuh raksasa itu dipindahkan dari Kementerian BUMN, apakah lagi arti Kementerian BUMN. Termasuk apalah arti menjadi Menteri BUMN. Bisa jadi sisa BUMN yang ada hanya pantas menjadi urusan kementerian UMKM --begitu orang berseloroh.
Anda sudah tahu siapa saja tujuh raksasa yang akan dimasukkan ke dalam Danantara: Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Pertamina, PLN, Bank BNI, Telkom, dan holding-nya perusahaan-perusahaan tambang: MIND ID.
BACA JUGA:Ayah Bakar Putri Kandungnya, korban Dibawa ke RS DKT Baturaja
BACA JUGA:IPM OKU Timur Meningkat Menjadi 73,64
Mereka itulah inti dari BUMN dilihat dari kekuatan keuangannya. Dengan kekuatan itu maka Danantara akan menjadi kendaraan yang besar sekali. Bukan saja labanya, tapi, yang lebih penting, adalah kapasitasnya. Yakni kapasitas untuk mencari dana pembangunan.
Kelihatannya sederhana. Kendaraan besar bisa untuk mencari uang besar. Praktiknya tidak sesederhana itu. Terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan untuk membuat Danantara bisa menjadi danantara.
Soal persetujuan DPR mungkin bisa lewat jalan tol. Tapi mengalihkan aset begitu besar tidak bisa cepat. Apalagi ini aset negara.
Belum lagi soal teknis manajerial. Misalnya, apakah Danantara juga akan menjadi pembina manajemen tujuh raksasa BUMN tersebut?
BACA JUGA:Arini Putri Korban Luka Bakar dari Lubay Ulu Dirawat di RS DKT Baturaja
BACA JUGA:Amankan Ratusan Produk Kosmetik Tak Miliki Label BPOM dan Izin Edar