Selanjutnya asal usul anak sebanyak 17 perkara, perwalian terdapat 5 perkara. Penguasaan anak atau hak asuh anak sebanyak 1. Lalu harta bersama atau harta gono-gini 2 perkara. Terdapat juga izin poligami 1 perkara.
BACA JUGA:Los Angeles Terjadi Kebakaran Hebat, Titi DJ Minta Anaknya Pulang ke Indonesia
BACA JUGA:Pesulap Pak Tarno Mulai Bisa Berjalan
Sementara perkara di hukum perkawinan terdapat perkara Ekonomi Syariah sebanyak 3 perkara, kewarisan 1 perkara, penetapan ahli waris 4 perkara.
Sedangkan total perkara yang masuk di pengadilan agama Martapura pada tahun 2023 sebanyak 1.297 perkara.
Untuk perkara perkawinan izin poligami satu perkara, cerai talak 205 perkara, cerai gugat 625 perkara. Jadi total perkara perceraian tahun 2024 sebanyak 830 perkara.
Lalu harta bersama 4 perkara, penguasaan anak 2 perkara, pewalian 6 perkara, asal usul anak 8 perkara, isbat nikah 399, dispensasi kawin 38 perkara.
BACA JUGA:Diincar Manchester City, Frankfurt Banderol Omar Marmoush 80 Juta Euro
BACA JUGA:Patrick Kluivert Tiba di Indonesia
Sedangkan perkara diluar hukum perkawinan ada ekonomi syariah 3 perkara, pewarisan 2 perkara. Lalu penetapan ahli waris 4 perkara.
Terpisah, PA Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), mencatatkan angka signifikan dalam jumlah perkara yang diproses sepanjang tahun 2024.
Berdasarkan laporan resmi, terdapat 1.056 perkara yang ditangani, terdiri dari 999 perkara gugatan dan 57 perkara volunteer.
Dari jumlah tersebut, kasus perceraian mendominasi dengan total 979 perkara, terdiri dari 784 cerai gugat dan 195 cerai talak.
BACA JUGA:4 Orang Ini Sebaiknya Hindari Makan Durian
BACA JUGA:8 Tren Warna Baju Lebaran 2025, Tampil Stylish dan Elegan Saat Hari Raya
Ketua PA Sekayu, Syarifah Aini, menjelaskan bahwa tingginya angka perceraian ini mencerminkan tren meningkatnya konflik dalam rumah tangga.