OKU EKSPRES - Delhi saat ini menghadapi krisis polusi udara yang parah, dengan kualitas udara mencapai tingkat berbahaya yang memicu langkah-langkah darurat di seluruh kota.
Dilansir dari bbc dan aljazeera Pada (18/11/2024), Indeks Kualitas Udara (AQI) di Delhi dilaporkan mencapai angka puncak 493, bahkan di beberapa wilayah tercatat melebihi 1.785 menurut standar pemantauan tertentu.
Angka ini lebih dari 30 kali lipat dari ambang batas aman yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 15 mikrogram per meter kubik untuk partikel halus PM2.5.
Kondisi ini telah memengaruhi kesehatan masyarakat secara luas. Banyak warga yang mengalami gejala seperti iritasi tenggorokan, mata perih, dan batuk berkepanjangan.
BACA JUGA:TEDDY-MARJITO BERPELUANG BESAR MELENGGANG DI PILKADA OKU
BACA JUGA:Ancam Pegawai Gunakan Narkoba Bakal Diberhentikan Tidak Hormat
Kelompok rentan, seperti anak-anak dan lansia, menjadi yang paling terdampak oleh udara beracun ini.
Rumah sakit mulai melaporkan peningkatan signifikan dalam kunjungan pasien dengan keluhan gangguan pernapasan.
Pemerintah Delhi telah menetapkan "darurat medis" sebagai respons atas situasi ini.
Sekolah-sekolah ditutup, kegiatan bisnis dibatasi, dan proyek konstruksi non-esensial dihentikan untuk sementara waktu.
BACA JUGA:Ajang Unjuk Bakat dan Tumbuhkan Rasa Cinta Budaya Lokal
BACA JUGA:Buah Mangga Bisa Atasi Sembelit
Untuk mengurangi dampak polusi, pemerintah juga membatasi penggunaan kendaraan non-esensial dan mengerahkan truk tangki air untuk menyemprotkan air guna mengendapkan partikel debu.
Selain itu, wacana untuk membuat hujan buatan guna meredakan kabut asap sedang dibahas.
Krisis ini diperburuk oleh faktor musiman seperti suhu yang lebih rendah, angin yang stagnan, serta pembakaran jerami oleh petani di negara bagian sekitar.