Kawin Thinking

Selasa 12 Nov 2024 - 21:53 WIB
Reporter : Gus Munir
Editor : Eris Munandar

Oleh: Dahlan Iskan

Siapa antagonis. Siapa protagonis.

Itulah pertanyaan untuk anak SMP setelah mereka mendapat pelajaran membaca buku cerita.

Bisa jadi antar siswa di satu kelas punya pendapat tidak sama. Buku ceritanya memang sengaja menampilkan cerita yang bisa ditafsirkan berbeda.

Guru SMP kemudian memancing siswa untuk saling memperdebatkan posisi tokoh dalam cerita itu.

"Guru tidak harus buru-buru memberikan kesimpulan siapa yang benar," ujar Chris Mohn, mantan guru di pedalaman Kansas di Amerika Serikat. "Bahkan kalau perlu tidak usah memberikan keputusan," tambahnyi.

BACA JUGA:Judi Online Menjamur Manfaatkan Telegram dan Tiktok

BACA JUGA:Mensos Sebut Bansos Jadi Tantangan Isu Strategis

Pelajaran critical thinking dimulai saat guru sudah waktunya bertanya: mengapa begitu. Juga mengapa seperti itu. ''Mengapa'' adalah kuncinya.

Dari ''mengapa'' itu akan muncul jawaban yang berbeda-beda. Juga muncul perspektif yang berbeda. Guru harus pandai memancing murid untuk berani mengemukakan pendapat yang berbeda. Bahkan kalau pendapat itu cenderung sama guru harus bisa memancing munculnya pendapat yang sama tapi dari perspektif lain.

Pagi itu saya makan oatmeal. Saya bikin sendiri. Tiga sendok oatmeal saya masukkan tepak. Lalu saya tuangi susu satu gelas besar. Saya masukkan microwave. Tiga menit.

Oatmeal-nya masih berenang-renang di susu. Ketika saya sendok lebih banyak susunya dari oatmeal-nya. Masih panas. Enak. Segar. Itulah sarapan saya.

BACA JUGA:Menteri Nusron Ajak Panglima TNI Tangani Permasalahan Tanah

BACA JUGA:Bikin Panik, ODGJ Acungkan Senjata Mainan

Chris dan John Mohn duduk di seberang meja. Minum kopi. Hanya kopi. Chris yang bikin kopi di mesin kopi. Kopi Gayo, Aceh.

Kategori :

Terkini

Kamis 21 Nov 2024 - 20:51 WIB

BI Rate Ditahan di Level 6 Persen

Kamis 21 Nov 2024 - 20:42 WIB

Jadi Pusat Tontonan Warga

Kamis 21 Nov 2024 - 20:38 WIB

Butuh Penataan sejak Awal