Telinga Kanan
Dahlan iskan-Photo ist-Gus Munir
Oleh: Dahlan Iskan
Anda sudah tahu: Donald Trump ditembak remaja 20 tahun. Minggu pagi WIB. Hanya kena daun telinga.
Penembaknya Anda juga sudah tahu: Thomas Matthew Crooks. Rumahnya di Bethel Park, sedikit di selatan kota besar Pittsburgh.
Untuk menembak Trump itu Crooks harus berkendara menuju utara, selama 1 jam, melewati kota Pittsburgh. Terus ke utara menuju tempat Trump berkampanye di kota kecil Butler. Trump kali ini memamg menyasar kota-kota kecil di Pennsylvania karena di Pilpres yang lalu ia kalah di negara bagian ini.
Kota Butler hanya berpenduduk sekitar 15.000 orang --lebih 90 persen kulit putih keturunan Scotland dan Jerman. Butler dulunya kota industri berat seperti baja. Kini bukan lagi kota kaya. Bahkan 20 persen penduduknya berada di bawah garis kemiskinan --standar Amerika.
BACA JUGA:BBM Bakal Dicampur Minyak Sawit
BACA JUGA: Pecahkan Rekor MURI, Sumsel Rayakan Minum Kopi Terbanyak di Pinggir Sungai
Sampai tadi malam belum terungkap motif penembakan. Agak sulit menebak. Ia terdaftar sebagai anggota Partai Republik.
Ia sudah mendaftar untuk ikut jadi pemilih di Pilpres nanti. Ini kali pertama Crooks akan ikut mencoblos. Tapi Crooks juga dilaporkan pernah menyumbang caleg dari partai Demokrat.
Crooks tidak bisa ditanya: ia mati ditembak pasukan pengaman calon presiden. Ia sendiri menembakkan senjata dari atas atap sebuah pabrik berjarak sekitar 300 meter dari sasaran. Crook menembak beberapa kali --ada yang menyebut tujuh kali dengan senjata semi-otomatis AR-15 nya. Belum terungkap apa pekerjaan Crooks setelah tamat SMA. Ia lulus SMA tahun 2022 dengan penghargaan di bidang fisika dan matematika.
Begitu terjadi penembakan Trump langsung diamankan. Daun telinga kanannya mengeluarkan darah. Meleleh ke pipi. Trump langsung dilindungi oleh satuan pengaman: badannya dirobohkan dekat podium, ditutup oleh badan petugas keamanan.
BACA JUGA:AHY Tanggapi Soal Izin HGU
BACA JUGA:Heboh! Masjid Dijual Pemilik Lahan Tersebar di Medsos
Ketika situasi sudah aman Trump dibantu berdiri untuk segera meninggalkan panggung. Saat bangkit itu Trump menanyakan di mana sepatunya. Setelah sepatu yang terlepas dipakai lagi Trump meninggallan panggung sambil tangannya mengepal ke arah pengunjung kampanye.