Titik Pulang

Dahlan Iskan foto bersama para peserta diskusi di SF. -Foto: Disway-Gus munir

Ia pemberani. Berani keluar dari Apple. Bulan lalu. Ia bergabung ke perusahaan startup.

Partner Victor ingin menambah satu tenaga kerja di Amerika. Victor mengusulkan lebih baik angkat empat orang di Indonesia. Biar mereka kerja dari Indonesia.

BACA JUGA:5 Bahan Alami yang Ampuh Usir Kantong Hitam di Bawah Mata

BACA JUGA:Kenali 5 Penyebab Mata Berkunang-Kunang dan Solusi Tepatnya

Usul itu diterima. Kini empat orang Pontianak bekerja untuk perusahaan Amerika tersebut. Itu akan menjadi model ke depan. Bila perusahaannya terus berkembang.

"Betapa banyak pola seperti itu di India berkat banyaknya diaspora India di Amerika". Victor yang mengatakan itu. "Dan apakah yang seperti itu tidak disebut nasionalis hanya karena ia tidak pulang".

Juga Ari Sufiati, Bonita dari Surabaya. Tahun depan adalah ultahnya yang ke-20 sebagai penghuni Amerika.

Dia mendirikan yayasan untuk mendatangkan mahasiswa unggul dari Indonesia untuk masa depan negara. Juga Dian, teman Ari yang di Houston, Texas.

BACA JUGA:Jual 1.261 Paket Sembako dengan Harga Subsidi

BACA JUGA:Teladani dan Tanamkan Nilai-Nilai Kepahlawanan

Atau juga Marissa, alumnus SMA St Louis Surabaya yang di San Bruno itu. Dia bukan saja sebuah titik tapi juga titik yang mampu menambah satu titik lagi di MIT dan Afrika Selatan.

"Diaspora adalah titik-titik. Satu diaspora satu titik. Ada titik besar, ada titik kecil. Titik-titik itu kelak akan terhubung antar titik. Jadilah jejaring laba-laba. Titiknya sendiri mungkin kecil-kecil tetapi jejaring itu menjadi sangat lebar, lentur dan kuat".

Biarlah Anda tidak usah tahu siapa yang kembali mengucapkannya di akhir diskusi.(Dahlan Iskan)

Tag
Share