Tembus Kerupuk

Chin Chin (tengah) bersama Dahlan Iskan dan kakaknya, Agus Suhendro. -Foto; Disway-Gus munir

Chin chin jadi arsitek lulusan UK Petra Surabaya. Lalu jadi pengusaha properti.

Saya terharu melihat dua wanita itu saling bercerita masa kecil. Dua-duanya Tionghoa tapi sekolah di SMA negeri. Yang Xiamen di SMAN 3 Madiun. Cin Cin di SMAN 1 Blitar.

BACA JUGA:Diserbu Lalat, Warga Komplain

BACA JUGA:Diskusi Publik Terlihat Seperti Debat yang Dipertanyakan

Wanita Xiamen itu namanyi juga Chin Chin.

Dua Chin Chin bertemu kembali di Shenzhen.

Dua orang lagi terlihat senang dengan alasan lain: karena umur keduanya sama. Tahun lahirnya sama. Mereka lahir hanya selisih satu hari: 15 Agustus dan 16 Agustus.

Yang satu pengusaha lama di Pecinan Kembang Jepun, Surabaya. Usahanya persis di depan kantor lama saya. Ia ditemani anak perempuannya yang cantik: Yulika Puspasari.

Satunya lagi pengusaha dari Semarang. Pemilik pabrik kerupuk udang. Pabrik lamanya sudah kurang besar. Buka lagi pabrik baru di kompleks industri Kendal.

BACA JUGA:Anak Korban Sebut Satu Tembakan dari Semak

BACA JUGA:Lakukan Evaluasi Pastikan Kelancaran Pelaporan HAM di OKU Selatan

Namanya: Goenawan Koesnandi Santoso --Khoe Teng Gwan. Umur 68 tahun. Ia ditemani anak laki-lakinya: Yosua.

Goenawan punya cita-cita besar: ekspor kerupuk udang ke Tiongkok. Ia sudah tahu lika-likunya. Ia sudah punya seluruh persyaratannya. Bagian tersulit sudah ia lewati. Bahkan sudah mulai kirim 20 kontainer setiap bulan. Ia akan melipat-lipat gandakannya.

"Pasar kerupuk di Tiongkok sangat besar," katanya.

"Anda hebat. Umur 68 tahun masih punya ambisi begitu besar...," kata saya.

Tag
Share