Anak Suka Makanan Cepat Saji? Waspadai Risiko Ini

Ilustrasi makanan cepat saji. -Foto:Freepik-Hesti

Sebaliknya, makanan cepat saji yang tinggi kalori tetapi rendah nutrisi dapat memicu obesitas bila dikonsumsi terlalu sering. 

Anak dengan obesitas lebih rentan terhadap gangguan emosi, rendah diri, dan depresi. Masalah sosial, seperti perundungan, juga dapat memperburuk kondisi emosional mereka.

Penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara konsumsi makanan cepat saji dengan gangguan mental dan perilaku pada anak. Namun, mengubah pola makan ke arah yang lebih sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan mental mereka.

BACA JUGA:Kasus Penemuan Mayat Dalam Cor Semen Telah Pelimpahan Tahap II

BACA JUGA:Sidak Pasar Martapura, Ini Instruksi dari Pj Bupati OKU Timur

Karena itu, orang tua perlu selektif dalam memilih makanan untuk si Kecil. Pilih makanan yang tidak hanya mengenyangkan tetapi juga kaya gizi, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan susu rendah lemak. 

Mengajak si Kecil makan bersama keluarga juga bisa membantu mengatasi masalah makan. 

Suasana yang nyaman saat makan tanpa memaksa dapat mencegah trauma dan menumbuhkan kebiasaan makan yang baik.

Jika si Kecil masih suka memilih-milih makanan, ajak ia memahami pentingnya mengonsumsi makanan beragam yang kaya vitamin dan mineral untuk tumbuh kembangnya. 

BACA JUGA:Lucianty Siap Mendukung Kemandirian Pesantren dengan Memfasilitasi Usaha Ekonomi hingga Buka Lahan Perkebunan

BACA JUGA:Relawan Muchendi Adukan Oknum Kades yang Diduga Tak Netral

Selain itu, tunjukkan contoh dengan kebiasaan makan sehat yang konsisten agar bisa ditiru oleh si Kecil. (*)

Tag
Share