Warung Kopi

Dahlan Iskan bersama para anggota komunitas Warung Kopi di Tiongkok.-Foto: Disway-Gus munir

Kini Hugo menetap di Quanzhou. Juga mendirikan pabrik pancing di sana --bisa ekspor ke Eropa.

BACA JUGA:BYD Baru Saja Rilis Gambar Resmi Denza N9

BACA JUGA:Selamat Jalan, Nobuyo Oyama Pengisi Suara Asli Doraemon

Untuk acara makan malam ini Hugo datang bersama istri. Juga membawa dua anak. Masih balita. Dua-duanya lahir di Quanzhou --kampung halaman leluhur pemilik kopi Kapal Api.

Keluarga muda ini datang berkendara. Lewat jalan tol. Perlu 1,5 jam. Saya minta maaf padanya: berpayah-payah ke Fuqing.

Apakah anak-anaknya nanti berhak jadi warga negara Tiongkok? Seperti setiap anak yang lahir di Amerika berhak jadi warga negara Amerika?

"Tidak bisa. Tidak sama dengan di Amerika," ujar Hugo Charly. "Saya dan istri sama-sama warga negara Indonesia. Anak-anak otomatis tetap warga negara Indonesia," tambahnya.

BACA JUGA:Moflin Teman Robotik yang Mengubah Cara Kita Berinteraksi dengan Hewan Peliharaan

BACA JUGA:Siap Meluncur! Xiaomi 15 dan 15 Pro Hadir dengan Spesifikasi Memukau

Dua balita itu pun jadi peserta KTT yang paling kecil. Mereka baik-baik. Tidak rewel. Asyik makan. Tidak pernah intrupsi. Mereka sering memandang kami yang asyik bicara dalam bahasa Indonesia.

Setelah makan kami pun jalan-jalan malam bersama mereka. Kota Fuqing sudah disulap jadi serba baru. Serba gemerlap. Pusat kotanya. Pinggir sungainya.

Saya sudah tidak kenal lagi kota ini. Saya pernah ke sini. Sekitar 20 tahun lalu. Yakni saat ayah Alim Markus meninggal dunia.

Anda sudah tahu Alim Markus, bos Maspion Group yang populer dengan iklan di TV cintailah ploduk-ploduk Indonesia itu.

BACA JUGA:Desain Minimalis dan Teknologi Mutakhir Semua Tentang iQOO 13

BACA JUGA:Peluncuran Mobil Konsep Alpine A390_β di Paris Motor Show

Tag
Share