Wajah Baru

Dahlan iskan-Photo: istimewa-Gus munir

BACA JUGA:Cara Bersihkan Kulkas Agar Rapi dan Tak Bau

Jalan menuju ''gua'' itu berlantai hitam. Dinding hitam. Hitamnya granit bercorak batu.

Sepuluh langkah di koridor itu ada lorong temaram ke kanan dan ke kiri. Di ujung-ujung lorong ada cahaya dari atas. Lalu ada patung di bawah siluet cahaya itu. Magis. Buntu.

Saya balik ke lorong utama lagi. Sepuluh langkah kemudian ketemu lorong ke kanan dan ke kiri lagi. Sama. Di ujung-ujungnya ada siluet cahaya dari atas. Ada patungnya. Magis. Buntu.

Balik ke lorong hitam yang utama lagi. Suasananya masih seperti di dalam gua. Sepuluh langkah kemudian ketemu lagi lorong kiri-kanan yang mirip. Saya menikmati keseluruhan lorong gua ini.

Yang mendesain renovasi The Meru hebat sekali.

BACA JUGA:Resep Sup Ayam dan Tahu Aroma Kemangi yang Bisa Menggugah Selera

BACA JUGA:7 Kebiasaan yang Bisa Bikin Kamu Lebih Pintar

Di langit-langit lorong hitam itu ada sedikit cahaya redup. Ada air di langit-langit koridor. Air yang mengalir di kaca. Cahaya matahari tertahan oleh air dalam kaca itu: redup.

Ujung lorong ini buntu. Dinding. Warna hitam juga. Tapi ada akses besar ke kiri dan ke kanan. Yang ke kiri itulah reception The Meru berada.

Saya melongok juga akses yang ke kanan. Sepi. Sunyi. Tidak ada orang. "Ini reception untuk tamu yang bersifat rombongan," ujar petugas yang mendampingi saya.

Memisahkan reception tamu perorangan dan tamu grup tentunya sangat baik. Tamu perorangan sering menunggu sangat lama kalau lagi ada grup besar yang check-in.

Di sebelah reception itu ada ruang tunggu besar. Tanpa dinding. Lebih 40 sofa ada di situ. Luas sekali --untuk ukuran hotel. Kanan-kirinya kolam air. Dengan suara gemercik yang jatuh di sepanjang pemisahnya.

BACA JUGA:Imbang di Kandang, Sriwijaya FC Gagal Bangkit

BACA JUGA:Melaju ke Final, Sabar/Reza Melaju Tak Gentar Hadapi Peraih Emas Olimpiade

Tag
Share