Damai Ahok
Dahlan Iskan-Photo:istimewa-Gus munir
Anas terus setia pada partai Banteng. Ia dicalonkan kembali untuk periode kedua. Terpilih lagi.
Selanjutnya Anda sudah tahu: nama Banyuwangi begitu harum. Pun istrinya ikut mendapat nama besar Anas: terpilih sebagai bupati Banyuwangi berikutnya.
PDI-Perjuangan masih ingin menjadikan Anas calon wakil gubernur Jatim. Sial. Ada jejak digital soal dada dan paha. Ia ejakulasi sebelum waktunya klimaks.
BACA JUGA:Keajaiban Rasa dalam Setiap Irisan: Resep Lemon Blueberry Loaf yang Menggugah Selera
BACA JUGA:Resep Garang Asem Ayam Sehat: Mudah dan Enak untuk Dibuat
Anas adalah contoh ideal orang kanan yang bergeser ke kiri. Ia mau. Ia mampu. Tentu sebagai orang kanan ia tidak mungkin bergeser terlalu ke kiri. Jadilah ia orang tengah.
Posisi orang yang berada di tengah kadang sangat sulit. Seperti terjepit. Oleh kanan ia dianggap "murtad". Oleh kiri ia dianggap masih "munafik".
Kadang posisi seperti itu sangat menyiksa. Tapi ada juga nikmatnya di posisi dijepit.
Saya bisa membayangkan betapa sulit posisi Anas di saat Jokowi dan Megawati berseberangan. Sebagai orang tengah ia terlihat berhasil bermain sebagai safety player.
BACA JUGA:2 Pria Tertangkap Kamera Curi Ban Serep Mobil di Perumahan OPI Jakabaring
BACA JUGA:Gunakan Atribut Ojol, Pencuri Helm Terekam Kamera CCTV
Sebagai partai terbuka PDI-Perjuangan membuktikan diri bisa membuka diri untuk siapa saja.
Tentu akan banyak suara keberatan dari kubu PDI-Perjuangan sendiri. Terutama dari kubu kader militan. Yang seumur hidup mereka membela partai. Yang semua risiko sudah diambil demi partai. Kok ketika tiba masanya panen, hasil panen itu diberikan kepada orang lain.
Mereka tentu marah. Pun sampai gondok. Atau sebaliknya.
Orang seperti Ahok –yang sampai berani berseberangan dengan Jokowi demi partai– mungkin bisa mewakili perasaan yang paling marah. Apalagi ia punya sejarah luka yang dalam dengan Anies.