Sembahyang Rebutan

Dahlan Iskan ketika diundang di acara diundang sembahyang hari raya Rebutan atau Cingbing.-Foto: Disway-Gus munir

Saya ambil kertas arwah donor hati saya dari meja sembahyangan.

Saya bawa ke kapal.

Saya masukkan ke kapal.

Mereka pun mengikuti apa yang saya lakukan.

Setelah semua kertas arwah memenuhi kapal saya diminta menyulutkan api. Di susul para banthe. Juga tokoh-tokoh vihara.

Api pun menjulang tinggi. Kapal terbakar. Itu pertanda semua arwah sudah dilayarkan ke langit. Kapal pun habis terbakar.

BACA JUGA:Ahli BPKP Ungkap Gedung USB SMA 2 Buay Pemaca OKU Selatan Rugikan Negara Rp719 Juta

BACA JUGA:Tak Sesuai RAB, Ahli Sebut Bangunan USB SMA 2 Buay Pemaca Berisiko Roboh

Ritual terakhir: semua berjalan mengelilingi abu kapal itu. Seperti tawaf. Tapi hanya tiga kali. Sambil menyiprat-nyipratkan air.

Mengapa disebut hari raya Rebutan?

Di hari raya ini disajikan banyak sekali makanan dan buah-buahan. Setan pun lupa menganggu arwah almarhum. Mereka sibuk rebutan makanan yang tersedia di vihara.

Jangan bertanya apakah itu masuk akal. Saya setuju dengan Kumaila dari Forbidden Question: agama hanya masuk akal bagi pemeluknya.(Dahlan Iskan)

BACA JUGA:Pasangan Heri Martadinata-Wahab Nawawi Terima B1 KWK dari Demokrat

BACA JUGA:Semua Berkas Lengkap, Pasangan Abusama-Misnadi Siap Daftar ke KPU OKU Selatan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan