No Day
Dahlan Iskan ketika berkunjung ke rumah Veddriq Leonardo. -Foto: Disway-Gus munir
”Veddriq...minta...saya...berhenti....kerja," ujar Sumaryanto lirih.
Matanya sembab saat bercerita soal kebaikan hati anaknya itu. Ia berlinang. Tersedak. Terdiam. Lama. Wajahnya menengadah ke langit-langit.
Cerita pun diteruskan oleh istrinya. Sang istri duduk di bawah. Di lantai. Dengan jilbab warna abu-abu tua dan baju panjangnya yang berwarna hitam. Sang istri juga hanya bisa berkata satu dua kata. Lalu ikut sesenggukan.
BACA JUGA:Klaim Didukung Golkar, M Hidayat Tinggal Tunggu PDIP untuk Calonkan Diri Maju Pilwako Palembang
BACA JUGA:Rayakan HUT RI ke-79 Warga Heboh Melihat Rumah Terbakar
Setelah tidak kerja Sumaryanto memilih menjaga kesehatan dengan bersepeda. Habis salat subuh ia selalu naik sepeda sejauh sekitar 20 km. Setiap hari. Lalu ke masjid. Mengaji. Pulang. Nonton TV.
Sumaryanto menonton saat anaknya bertanding di Paris. Nonton di TV. Di rumahnya di Gang Harapan. Bersama keluarga. Lewat live streaming Vidio.
Saat Veddriq dan delegasi Indonesia pulang ke Indonesia mereka diterima Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta. Ayah, ibu, dan adik Veddriq dibiayai ke Jakarta. Ikut ke istana.
"Sudahkah dibicarakan untuk apa hadiah sebanyak Rp 6 miliar dari presiden?"
"Veddriq akan membangun fasilitas panjat tebing di Pontianak. Ia akan membina anak-anak muda untuk berprestasi di panjat tebing," ujar sang ayah.
BACA JUGA:Indonesia Nusantara
BACA JUGA:Rahmad Hidayat Resmi Jabat Ketua KPU OKU, Ini Target Utamanya
"Veddriq juga akan membangun gym untuk masa depannya," tambahnya.
Waktu SMA Veddriq pernah membangun sarana panjat tebing. Mutunya darurat. Terbuat dari triplek. Ia beli sendiri triplek itu. Ia pasang sendiri.
Di tebing triplek itulah Veddriq latihan. Sebelum dipanggil TC di Jakarta. Triplek itu ternyata berhasil mengantarkannya juara Olimpiade di Paris.