Tolong Riba

Dahlan Iskan-Photo ist-Gus munir

Dengan demikian masih ada laba setelah dipotong untuk membayar utang dan bunga.

Dalam hal demikian maka pinjaman dan bunga itu lebih cenderung masuk kategori ''tolong-menolong''. Anda minta tolong bank untuk memberi modal. Bank pun menolong Anda. Anda juga menolong bank untuk mendapatkan bunga. Usaha Anda lancar. Anda berkembang. Bank juga bertumbuh –lalu bisa menolong yang lain lagi.

Persoalan muncul ketika emosi berbicara: begitu Anda menerima banyak uang dari bank Anda pun menggunakan sebagian uang tersebut di luar yang sudah ditentukan. Misalnya untuk membeli mobil baru. Atau kawin lagi.

BACA JUGA:AHY Hadiri Sidang Kabinet Pertama di IKN

BACA JUGA:Promo 32.984 tiket KAI, Bayar 79 Persen

Akibatnya dana untuk usaha menjadi berkurang. Sebagian habis untuk membiayai emosi. Saya setuju kalau membayar bunga untuk memuaskan emosi seperti itu dikategorikan riba.

Pinjaman berbunga menjadi riba juga manakala si peminjam tidak tahu risiko akibat pinjaman berbunga itu.

Seorang peminjam berbunga harus tahu risikonya: termasuk risiko kehilangan jaminan bila mana gagal bayar. 

Panjang sekali diskusi itu. Kami belum menemukan rumusan yang konkret. Sodiq sendiri belum akan pinjam uang bank dalam waktu dekat. Ia pernah punya. Pernah bermasalah. Bangkrut. Lalu bangkit lagi. Ketika bangkrut ia masih sangat muda. Mudah untuk bangkit kembali.

BACA JUGA:Mundurnya Airlangga Hartanto Diduga Adanya keretakan internal

BACA JUGA:Sumber Kalsium yang Direkomendasikan untuk Menjaga Kesehatan Tulang di Usia 50 Tahun Ke Atas

Kini usahanya besar –untuk ukuran UMKM: di bidang gordijn. Karyawannya lebih 20 orang. Bisa menyekolahkan anak di Urbana, Illinois, selatan Chicago. Anak keduanya juga akan kuliah di MIT Boston. Anak ketiga masih remaja.

Tiga anaknya itu pilih hanya lulus SD. Lalu tidak sekolah. Mereka belajar sendiri di rumah. Home schooling. Lalu ikut ujian persamaan SMP dan SMA.

Istri Sodiqlah yang sebenarnya memulai usaha gordijn itu. Sodiq pilih usaha lain. Jatuh bangun. Lalu ikut mengelola usaha sang istri. Membesarkannya.

Sang istri adalah lulusan Universitas Brawijaya. Dia putri dari satu pasangan suami-istri dua-duanya dokter. Dokter yang jadi pengusaha. Putrinya itu ketularan jadi pengusaha.

Tag
Share