Singa Mania Antar Keranda, Simbol Matinya Sriwijaya FC
Puluhan suporter SFC, Singa Mania mendatangi Kantor Gubernur Sumsel, kemarin (29/7). -Photo ist-Eris
PALEMBANG- Puluhan suporter SFC, Singa Mania mendatangi Kantor Gubernur Sumsel, kemarin (29/7). Kedatangan mereka sembari membawa keranda yang menjadi wujud matinya industri bola terutama Sriwijaya FC sebagai klub sepak bola kebanggaan masyarakat Sumsel.
Masa menuntut bertemu Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi namun karena ada kunjungan, diterima Pj Sekda Sumsel Edward Candra dan Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga Sumsel, Yudi.
Ketua Umum Singa Mania, Yayan mengatakan keranda ini simbol matinya SFC. "Kami ingin mengabarkan kepada Sekda bahwa Sriwijaya FC yang pernah mengharumkan Sumsel, pernah menjadi double winner di tingkat nasional dan ditakuti di Liga 1. Hari ini (kemarin, red) meninggal dunia. Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun," ujar dia.
Dalam orasinya, klub yang dibeli dengan APBD Sumsel berdasarkan persetujuan DPRD Sumsel, kini namanya sudah tenggelam. Dia menyampaikan berbagai persoalan yang kini terjadi di tubuh Sriwijaya FC. Pertama Sriwijaya bermain di kompetisi Liga 2 dan sulit menembus Liga 1. Kemudian Sriwijaya FC memiliki hutang sebesar Rp40 miliar, saham Sriwijaya FC dimiliki PT Digi Sport sekitar 40 persen, kemudian disomasi Muddai Madang mengenai saham Sriwijaya FC yang diklaim sebesar 80 persen.
BACA JUGA:Sempat Vakum Sejak 2013, Bondan Prakoso & Fade2Black Bakal Tampil di Synchronize Fest 2024
BACA JUGA:Tips Cara Menghilangkan Kutek di Kuku yang Aman, Efektif dan Bersih
Persoalan lainnya, kata dia, Sriwijaya FC saat ini tidak memiliki Presiden Club, tidak memiliki Manager Club Sriwijaya FC, dan tak memiliki dana las. "Bahkan dana kas manajemen Sriwijaya FC kini tersisa Rp3 juta," lanjutnya.
Berikutnya belum mendapat sponsorship untuk mengadapi pertandingan musim depan. Bahkan saat ini belum mengontrak atau membeli pemain untuk hadapi pertandingan musin depan. "Hingga saat ini SFC belum membeli pemain, bagaimana mereka menghadapi pertandingan musim depan dan masih menunggak gaji atau honor pemain," ungkapnya.
Dia mengkhawatirkan, permasalahan yang ada bisa buat klub terjun bebas ke Liga 3 atau liga kampung. "Karena Gubernur adalah salah satu pembina klub SFC agar mengingatkan kembali kepada BUMD dan perusahaan tambang yang ada di Sumsel untuk mengucurkan dana CSR-nya ke Sriwijaya FC," katanya.
Sekda Sumsel, Edward Candra mengatakan kondisi SFC akan didorong agar lebih baik. Pihaknya akan meminta informasi dari PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) terkait permasalahan yang disampaikan massa aksi. "Bagaimana upaya ke depan agar Sriwijaya FC tetap eksis dan jadi kebanggaan masyarakat Sumsel. Kita juga akan mempertanyakan ke PT SOM terkait sponsorship, jika ada permasalahan akan dicarikan solusi," katanya.
BACA JUGA:Hero12 Black Cocok Bagi Petualang, Cek Spesifikasi dan Harganya !
BACA JUGA:Resep Mango Sticky Rice, Hidangan Ala Thailand yang Manis dan Lezat
Pihaknya akan mendorong BUMD, sesuai dengan aturan dan ketentuan peraturan perundang-perundangan. Tapi kita perlu melakukan pemetaan permasalahan ini dulu, bagaimana dengan PT SOM, baru ada langkah selanjutnya," pungkasnya. (*)
BACA JUGA:Resep Opor Ayam Hidangan Tradisional Indonesia Simpel dan Enak