Humor Gagap

Dahlan iskan-Photo ist-Gus munir

Saya mencoba bertanya pada orang Amerika biasa. Ia anggota partai Republik tapi mengagumi Barack Obama. Ia Republik tapi memilih Joe Biden di Pilpres yang lalu.

BACA JUGA:Waduh, Mobil DInas Kades Tuai Pro dan Kontra

BACA JUGA:Shin Tae-yong Perpanjang Kontrak Hingga 2027

Anda sudah tahu: ia adalah John Mohn. Orang Kansas. Sahabat lama saya. Yang baru saya kunjungi.

Ia menonton debat itu kemarin di rumahnya. Bersama isterinya. Lalu ia saya minta menuliskan komentar satu kalimat panjang:

"Menyaksikan debat itu, Trump adalah tipe seorang penindas. Korup secara moral. Berbohong tentang pencapaiannya saat jadi presiden".

"Ia juga menghindar dari menjawab pertanyaan. Ia menghina Presiden Biden yang semua orang tahu kalau bicara gagap dan kalau bicara lembut. Biden juga menjawab semua pertanyaan moderator secara detil dan akurat".

BACA JUGA:Lawan Georgia, Spanyol Ambisi Lanjutkan Dominasi

BACA JUGA:Dikabarkan Mualaf, Richard Lee Bantah Masuk Islam Karena Uang

"Ketika Biden berjuang untuk mengatasi kegagapannya, ia terlihat tua dan lemah. Itu membuat saya sedih dan takut. Saya takut kebohongan dan hinaan akan mengalahkan kejujuran dan empati".

"Pemilih yang masih mengambang akan memilih Trump dan demokrasi Amerika akan rusak untuk eksperimen kepresidenan Trump".

Saya setuju dengan komentar John Mohn itu. Yang juga hilang dari debat tanpa penonton ini adalah satu: humor. Tidak ada rasa humor sama sekali. Biden yang biasa menyelipkan kalimat lucu dalam pidatonya juga serius sepanjang debat.

Masih mendingan debat Capres Indonesia yang lalu: sempat ada joget gemoy dan omon-omon.(Dahlan Iskan)

BACA JUGA:Azriel Lamar Kekasih Saat Ultah ke-24

BACA JUGA:Resmi Menjadi WNI, Jens Raven Siap Tampil di Kualifikasi Piala Dunia

Tag
Share